"Acha!" Aku menoleh ke asal suara.
Ian menghampiriku dengan senyuman di wajahnya, dia membawa sebuah keranjang kecil.
Kenapa harus ketemu sama dia, untung mas Aldi baru pergi.~
"Beruntung banget gue ketemu lu di sini." Ucapnya.
"Biasanya juga ketemu." Balasku dengan senyuman.
"Keliatannya kamu udah baik-baik aja." Kata Ian.
"Lu paling bisa bikin gue khawatir." Ian mengacak rambutku.
"Ish, berantakan tau!" Aku menepis tangannya pelan, Ian hanya terkekeh kecil.
Brak!!
Banyak camilan yang dijatuhkan begitu saja di trollyku, dan keranjang kecil yang dibawanya, siapa lagi kalau bukan Aldi.
"Cepat!" Perintahnya dingin, Aldi membawa pergi troli itu.
"Siapa?" Tanya Ian.
Aku bingung harus menjawab apa.
"ACHA!" Panggil Aldi tanpa menoleh ke belakang.
"Sorry ya, gue duluan." Aku langsung melambaikan tanganku kepada Ian.
Aku mengejar Aldi yang sudah memasuki antrian ke kasir, aku menatap Aldi yang sekarang sudah terfokus sama HP nya.
"Katanya cemilanku kebanyakan...." Ucapku mencoba menarik perhatiannya.
"...."
"Hei! Kamu ini bukan boneka salju yang putih, bulat, terus cuma diem aja." Aku melambaikan tanganku di antara wajahnya dan layar HP.
"...."
"Oke gak juga ngomong, aku coba pake telepati aja ya." Aku memejamkan kedua mataku, Aldi tetap saja diam.
"Maaf mbak tolong maju." Seseorang menepuk pelan bahuku.
Aku membuka kedua mataku, Aldi sudah beberapa langkah di depanku, "maaf."
Fix dia makin nyebelin.~
Dengan dipenuhi rasa malu aku menghampiri Aldi, dan memalingkan wajahku darinya, Aldi sudah mencapai kasir dan dia sedang bertranksaksi.
Aku mau mengambil sebuah tas belanja tetapi ditepis Aldi, aku mengambil tas yang di sampingnya, tetapi ditepis lagi, aku mengambil yang satunya, tetapi ditepis lagi.
Aku menoleh ke arah Aldi kesal, tetapi Aldi sedang membayar. Aku mengambil tas belanja yang lebih kecil, berharap tidak ditepis.
"Nggak usah bawa!" Aldi langsung membawa 4 tas belanja itu sendirian.
"Satu aja." Aku mencoba mengambil satu tas belanja.
"Nggak usah." Aldi berjalan di depanku.
"Kamu laper gak?" Tanyaku setengah berlari di sampingnya.
"...."
"Ini udah lewat jam makan siang lho." Tambahku.
Aldi terus saja berjalan, mengabaikan segala ucapanku.
"Itu pasti berat, aku bantu aja ya." Aku menoel lengannya.
"...."
Aku menghembuskan nafasku kasar, "Aku berisik aku diam."
Lalu aku kembali berjalan, jadi aku berada di belakangnya yang terus berjalan cepat, dia terus berjalan hingga sampai di mobil.
Selama di mobil juga dia tidak sedikitpun berbicara, aku tidak ingin dianggap penganggu olehnya jadi aku lebih memilih untuk diam.

KAMU SEDANG MEMBACA
SUDDENLY married {END}
Fanfiction"Aku akan menunggu sampai waktu itu tiba, tapi kamu juga harus berjanji kalau jari manismu tidak boleh memakai apapun yang bukan pemberianku,dan hatimu jangan sampai ada yang memiliki selain aku." . ...