2 Sembilan

26 1 0
                                        

 Lalu kami memasuki loby rumah sakit bersamaan, setelah Aldi bertanya kepada perawat,lalu kami sampailah di ruang ICU.

Jeykey tidak ikut karena hanya diizinkan masuk maksimal 2 orang.

Aku masuk diikuti Aldi,kak Nathan terbaring dengan banyak selang yang terpasang di tubuhnya, kedua matanya terbuka pelan.

"Kak Nathan...." Aku menggenggam tangan kak Nathan.

"Acha... maafin kakak ya...." Dia mengelus rambutku pelan.

"Ish, jangan minta maaf mulu! Kenapa bisa begini sih kak?" Aku mengusap kasar wajahku.

Kak Nathan terkekeh pelan, "Ternyata pilihan papah tidak salah, kakak seneng kamu udah nikah sama Aldi...jadi ada yang... jaga...in."

"Diamlah! Jangan banyak omong!" Aku memarahinya.

Kak Nathan tersenyum, "Maaf kakak gak... bisa jagain kamu..."

"Jangan ngomong begitu..." Aku semakin menangis.

"Maaf...gak...bisa jadi...kakak yang baik." Tangan kak Nathan yang membelai pipiku terjatuh lemah.

Aldi langsung berlari memanggil dokter,dengan bercucuran air mata aku memanggil nama kak Nathan,berharap dia akan kembali membuka matanya.

Beberapa detik kemudian dokter datang diikuti beberapa perawat,Aku menjauh saat kak Nathan diperiksa dokter dan Aldi menarikku ke dalam pelukannya.

"Dia nggak akan pergi kan?" Aku bertanya kepada Aldi, Aldi hanya mengusap punggungku lembut dan memalingkan wajahnya.

"Maaf kami sudah melakukan sebisa kami,tapi nyawa tuan Nathan tidak bisa terselamatkan." Ucap dokter.

Aku melihat perawat menutupi wajah kak Nathan dengan kain putih,aku semakin terisak melihatnya.

Aku menangis di pelukan Aldi, Aldi mengecup kepalaku lembut dan membawaku ke mobil.

Aku ditinggal di mobil berdua dengan Jeykey, sedangkan Aldi mengurusi semua administrasi rumah sakit dan Jeykey sedang fokus dengan laptopnya.

Aku hanya memandang kosong gedung rumah sakit yang berdiri kokoh di depanku,hingga suara Jeykey terdengar samar.

"Dari CCTV mobil mereka ditabrak oleh mobil yang sama, mobil hitam dengan plat nomor palsu, ini memakan banyak waktu." Gumam Jeykey tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop tangannya sibuk mengetik sesuatu.

Aku menoleh, "Apa maksudnya?" Tanyaku.

Jeykey menatapku lama,"sejak kapan kakak di sini?" Tanyanya,tapi belum sempat aku menjawabnya dia menggeleng dan memberikan sebotol air.

"Minum dulu kak!"

Aku menurutinya dan meminum sampai setengah, " Gue lagi nyelidikin siapa yang nabrak soalnya pelakunya ilang gitu aja."

"Emang lu bisa?" Tanyaku.

"Apasih yang Jeykey gak bisa." Sombong Jeykey.

Aku menghebuskan napas kasar, "Tolong temuin siapa pelakunya."

"Pasti." Jeykey menatapku dan tersenyum.

"Tapi...hm... kak, gue terus kepikiran daritadi."

"Lu gak diapa-apain kan sama kak Aldi waktu lu sama Varrel itu?" Tanya Jeykey sedikit ragu.

Aku langsung merasa panik, dan menatap Jeykey penuh tanya.

"Secara dia keliatan marah banget pas gue kasih liat rekaman CCTV di kampus lu." Tambah Jeykey.

"Lu dapet darimana?" Aku langsung menoleh ke belakang.

Jeykey tertawa, " Gampang itu mah." Ucapnya sombong.

SUDDENLY married {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang