Masih dengan mata terpejam aku merasakan sesuatu seperti tangan, aku menekannya berkali-kali, dan semakin yakin kalau itu memang tangan.
"Udah bangun?" Suara dingin itu terdengar jelas.
Aku langsung membuka mataku dan terkejut, karena kepalaku berada di atas dadanya, aku langsung menjauhkan badanku karena sadar, aku secara tidak langsung aku mendekatinya.
Aldi langsung pergi ke kamar mandi, sedangkan aku masih terdiam hingga HP Aldi berbunyi, aku mengambilnya ternyata telpon dari Jeremi.
"Siapa Jeremi?"
Dengan penuh rasa penasaran aku mengangkat telponnya.
"Kak, jangan bilang lu telat hari ini!" Terdengar suara yang kukenal, Jeykey.
"Jeykey?"
"Lho, kok kak Acha sih?"
"Suami lu mana?" Tanya Jeykey berkali-kali.
"Siapa yang suruh kamu mengangkat telpon saya?"
Aku terkejut, Aldi sudah berdiri di belakangku, aku langsung memberikan HPnya dengan penuh cengiran, lalu lari keluar kamar.
"Maaf."
Aku sedang terburu-buru menyiapkan sarapan, karena kami bangun kesiangan, bahkan Jeykey sampai telpon.
"Nggak usah masak sarapan, kita makan di luar aja." Aldi keluar dengan pakaian kantornya.
"Tapi ini udah jadi." Aku menghidangkan nasi goreng favorit Aldi.
Aldi menghembuskan nafas kasar, dia langsung mengambil posisi di meja makan, memakannya dengan lahap.
"Kata kamu...."
"Nggak jadi." Potong Aldi memotong ucapanku.
Aku langsung duduk di depannya, memakan porsi ku sendiri.
"Kamu mau ikut ke kantor nggak?" Tanya Aldi.
"Nggak mau." Jawabku.
"Yaudah, setelah meeting aku pulang." Aldi sudah menghabiskan makanannya.
"Kamu kelaperan mas?" Aku menatapnya tak percaya.
"Jangan kemana-mana." Aldi mengabaikanku.
"Emang kenapa? Masa aku harus di sini seharian."
"Kalau kata aku jangan ya jangan."
"Kan bosen di sini sendirian, aku mau ke rumah temen aja."
"Siapa? Varrel itu?" Aldi mentapku malas.
"Kok dia, pokoknya aku nggak mau nungguin kamu sendiri, bisa-bisa lumutan." Aku menyuap sesendok nasi goreng.
"Yaudah biar Jeremi ke sini?"
"Jeremi itu Jeykey?" Tanyaku, Aldi hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Nggak! Nggak usah kalau sama dia." Tolakku.
"Yaudah jangan kemana-mana, agendaku hanya meeting hari ini."
Aku memanyunkan bibirku, "Meeting sampe malem." Gumamku.
"Nggak juga."
Deg...
"Kupingnya tajem banget." Gumamku.
"Terakhir kali kamu pergi sendiri kamu membuatku marah." Aldi mengusap puncak kepalaku pelan.
Aku terdiam, Aldi tersenyum kepadaku lalu pergi ke kantornya, bahkan kopi miliknya belum habis, meninggalkanku yang masih bingung atas sikapnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SUDDENLY married {END}
Fanfiction"Aku akan menunggu sampai waktu itu tiba, tapi kamu juga harus berjanji kalau jari manismu tidak boleh memakai apapun yang bukan pemberianku,dan hatimu jangan sampai ada yang memiliki selain aku." . ...