4

45 1 0
                                    

"Habis dari sana kok senyum-senyum?" Varrel berdiri di hadapanku.

"Suka-suka." Jawabku sambil memalingkan wajah.

"Besok aku ke rumah kamu yak?" Tanya Varrel dengan senyuman.

"Boleh, main aja."

"Ayo pulang." Kak Nathan merangkulku.

"Masa langsung pulang sih?" Tolakku, "lagian gue mau ngobrol sama Varrel."

"Sebentar aja bang, gue mijem Acha dulu." Pinta Varrel.

Tanpa persetujuan kak Nathan, Varrel menarikku untuk menemui orang tuanya,"aku minta maaf soal mamahku tadi, jadi aku akan mengenalkan kamu sama orang tuaku lagi." Ucap Varrel.

Aku hanya mengangguk dan menyiapkan sikap yang harus kutunjukkan pada mereka.

"Mah, pah ini Acha calon Varrel."

Sontak aku menyenggol lengan Varrel pelan, perkenalan macam apa itu.

"Mau ngapain kamu ke sini, saya kasih tau ke kamu agar jangan mendekati anak saya lagi saya gak....."

"Jadi dia yang kamu bicarakan, halo Acha." Potong om Hendra, papah Varrel.

Aku hanya tersenyum kepada om Hendra, tante rosa memalingkan wajahnya, lalu kami mengobrol seputar kuliah dan hubungannku tentang Varrel, tante Rosa terlihat tidak tertarik sama sekali.

10 menit kemudian kak Nathan menelpon, dia menunggu di parkiran. Mau tidak mau aku segera pamit kepada keluarga Mahendra.

"Kalau bisa jangan kembali." Jawab tante Rosa.

"Maaf buat kelakuan mamah." Kini Varrel mengantarku sampai ke parkiran, "untuk kedua kalinya."

"Nggak apa-apa kok, aku ke mobil duluan ya." Ucapku tersenyum.

"Dah sayang." Aku memberikan flying kiss sebelum benar-benar pergi.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

"Lu nggak apa-apa?" Tanya kak Nathan setelah kami keluar dari area hotel.

"nggak apa-apa, kayak gue darimana aja." Jawabku santai.

"Soalnya tante Rosa keliatan gak suka gitu sama kamu."

Kak Nathan juga berpikiran begitu, kirain cuman feeling gue doang.~ Pikirku.

Ting.......

Aku segera membuka hp ku ada email yang masuk, langsung saja kubuka dan sontak aku menjerit histeris di dalam mobil membuat kak Nathan mengerem mendadak.

"aduh...." Aku mengusap dahiku yang terbentur dashboar mobil.

"Lu kalo nyetir yang bener dong!" Omelku pada laki-laki di sampingku.

"Lu kenapa teriak-teriak, untung dibelakang gak ada mobil." Kak Nathan menahan emosi, dan dengan pelan ia melajukan mobil lagi.

"Nanti aja gue kasih tau di rumah."

Sesampainya di rumah, aku langsung masuk dan menemui mamah dan papah yang sudah di meja makan.

"Mah, pah!" seruku dari jauh, dan langsung berdiri diantara keduanya.

"Lho kok seneng banget, kenapa sih sayang?" Tanya mamah mengusap kepalaku pelan.

"Paling juga digombalin sama si Varrel." Kak Nathan duduk di sisi lain meja makan.

"Kamu masih sama dia, dek?" Tanya papah tidak suka.

"Kan papah suruh kamu jauhin dia, Acha." Suara papah terdengar serius.

"Ayolah....Acha punya kabar gembira sekarang." Aku membuka hpku.

"Aku diterima di universitas Alpha di ibukota." Aku menunjukkan layar hp ku, dengan wajah gembira.

Akhirnya gue akan sekampus sama Varrel~ Seruku dalam hati.

"Papah gak setuju."

Aku mematung dengan sedikit tidak percaya dengan apa yang diucapkan Papah, padahal itu universitas yang bagus walaupun papah gak suka Varrel tapi jangan halangin impianku juga dong.

###

SUDDENLY married {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang