"Mau mesen apa?" Tanya Citra.
"Samain aja." Jawabku cepat, Citra mengangguk beberapa detik kemudian pelayan itu pergi.
Kedua mataku masih memperhatikan Aldi yang duduk di sisi pojok café, tanpa sadar Citra mengikuti arah tatapanku.
"Tampan bukan?" Tanyanya membuatku menatapnya bingung.
"Lu liatin dia mulu sih daritadi, dikira gue gak liat."
"Cakepan pacar gue." Sombongku, Citra tertawa.
"Lagian lu gak bakal dapetin pak Aldi." Citra mengibaskan tangannya.
Tapi sayangnya dia punya gue....~
"Ish." Aku menggelengkan kepalaku.
Bisa-bisanya gue bilang Aldi punya gue~
"Tuh kan lagi dipikirin!" Citra menggodaku.
"Pak Aldi tuh CEO yang sukses, perusahaannya tersebar dimana-mana pokoknya lulus kuliah gue harus bisa kerja di perusahaannya beliau."
"CEO?" Aku membulatkan kedua mataku.
"Iya, pokoknya gue harus kerja di sana, terus cari cara buat jadi istrinya, suami idaman banget ih...."
Omongan Citra terhenti karena seorang pelayan menghampiri meja kami dengan pesanan yang sudah siap, Aku masih memperhatikan Aldi, Aldi duduk disamping wanita itu, mereka makan siang bersama.
Pria itu diam saja ketika wanita itu mendekatinya, dan mengusap bekas makanan yang menempel di sekitar mulutnya, pria itu tidak menolak sama sekali.
Ngapain juga gue mikirin?~ batinku mencoba acuh.
Aku menyuap makanan yang ada di depanku sembari memalingkan wajah, enggan menatap lurus ke depan, hingga suara jeritan histeris mengambil perhatianku.
Wanita itu menindih Aldi di bawahnya, tanpa kusadar aku mengebrak meja dan berlari ke luar café.
Citra langsung mengejarku dan menahan tanganku ketika sudah sedikit menjauhi café tadi.
"Lu kenapa sih?"
"Sorry, gue mau...pulang aja." Aku menyengir untuk menutupi emosiku.
"A...ada janji soalnya." Aku melihat Aldi yang melihat ke arahku.
"Gue anter." Citra menarikku.
"Nggak...nggak usah, gue sendiri aja." Aku melepas genggaman Citra dan mulai berlari.
"Thanks ya!" seruku dalam jarak yang cukup jauh.
Aku terus berlari sekencang yang kubisa, bahkan ini mempermalukanku, aku terhenti ketika ingin berbelok ke escalator, Aldi menarik dan menahan tanganku erat.
"Jangan...lari...lagi...h." Kata Aldi dengan terengah-engah.
"Lepas!" Aku menarik tanganku tetapi tidak bisa.
"Kenapa lari?" Tanya Aldi dengan nafas yang mulai terkontrol.
"Bukan masalah lu!" Aku memelototkan mataku.
Tetapi tiba-tiba Aldi melepas genggamannya, dan sialnya kakiku terasa lemas hingga terjatuh, "AW!" Seruku mencoba bangun.
"Peraturan pertama." Aldi menganjungkan satu jarinya.
"Ini di mall, masa bodo sama peraturan." Ketusku.
"Acha."
Oke,yang kutahu kalau dia udah manggil nama gue bertanda gak bagus.~
"Iya maaf." Aku mecoba bangun, Aldi menjulurkan tangannya.
"Nggak perlu." Aku mengacuhkan tangannya dan bangun sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
SUDDENLY married {END}
Fanfiction"Aku akan menunggu sampai waktu itu tiba, tapi kamu juga harus berjanji kalau jari manismu tidak boleh memakai apapun yang bukan pemberianku,dan hatimu jangan sampai ada yang memiliki selain aku." . ...