2 belas

28 2 0
                                    

"Jangan bertingkah bodoh." Tepat ketika aku berbalik sebuah sentilan mendarat di keningku.

"Ahhhhhh!" Jeritku, Aku mengusap keningku.

Aku terdiam melihat pria yang ada di depanku, dia adalah Aldi yang dijodohkan denganku.

Aku terdiam melihat pria yang ada di depanku, dia adalah Aldi yang dijodohkan denganku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dari kapan kamu di sini?" Tanyaku mencoba agar tidak terlihat gugup.

"Daritadi." Jawabnya datar.

"Kenapa kamu mau menikahiku?" Tanyaku dengan menyipitkan kedua mataku.

Aldi tersenyum miring, "Jangan berpikir hanya kamu yang jadi korban di sini." Jawabnya.

"Terus kenapa gak nolak sedari awal, buat apa nikah kalau gak ada cinta." Aku memalingkan kepalaku malas.

Tiba-tiba dia menarik dan mendorongku hingga terbentur tembok,lalu dia mengunci tanganku dengan genggamannya. Matanya menatapku tajam, dia berdiri dengan sangat dekat di depanku.

Wajahnya tiba-tiba mendekat, menghabiskan jarak antara wajahnya dan wajahku, aku tidak mau berpikiran yang aneh-aneh aku hanya bisa memalingkan wajahku dan menutup mata.

"Selain bodoh kamu sangat pendek." Bisiknya, lalu menjauh beberapa langkah.

Aku memelototinya, dengan emosi yang hampir meledak. Pria itu duduk di salah satu sofa dengan menaikkan sebelah kakinya.

"Saya tidak akan membiarkan gadis bodoh sepertimu mencemarkan nama keluarga saya, dengan cara kabur begitu saja." Suaranya terdengar sangat dingin, tatapannya seolah ingin menerkam mangsanya.

Ish! Gue jadi kepikiran juga kan, gimana jadinya kalau gue beneran kabur? Papah pasti bukan marah lagi sama gue, bisa diapus dari KK nama gue~ Aku menggembungkan pipiku.

"Tidak usah memaksa otakmu berpikir keras." Suara itu membuyarkan lamunanku.

"Aku tidak mau menikahi gadis bodoh yang gila."

Emosi sudah diambang batas, aku mendekatinya dengan hentakan di setiap langkahku gaun ini meyulitkan langkahku. Kuambil sebuah bantal kecil dan langsung kulempar ke wajah pria yang menyebalkan itu.

"Berhenti menyebutku bodoh! Aku ini gadis berpendidikan, bahkan bisa saja IQ mu sendiri lebih rendah dariku." Ucapku sombong.

Pria itu tersenyum miring membuatku sedikit takut, tapi kututupi dengan menatap wajahnya tajam.

"Kita lihat siapa yang berakting paling bagus di depan khalayak maka dia yang akan menang."

"Yang menang bisa minta 3 permintaan ke yang kalah." Tambahku cepat.

"Deal." Ucapnya,aku mengangguk cepat.

Tepat setelah ucapan itu terucap dari mulutnya, pintu terbuka memperlihatkan mamah yang memasang wajah terkejut.

"Jadi kalian berdua di sini? Acara seharusnya udah dimulai sekarang."

•••

Aku berdiri di sebuah pintu besar dengan gugup,bagaimanapun aku akan menjadi pusat perhatian nanti. Aku memaksa ingin masuk bersama mamah jadi yang lainnya sudah menunggu di balik pintu besar tersebut.

"Anak mamah cantik sekali." Mamah tersenyum padaku.

"Tapi aku tetap membenci pernikahan ini." Jawabku.

Pintu terbuka diikuti suara yang ramai dari dalam, Acha berjalan pelan dengan digandeng sang mamah, semua mata tertuju padanya. Acha menatap ke depan dengan senyum menghiasi wajahnya seolah dia bahagia.

Hingga pandangan Acha bertemu dengan Aldi yang sudah berdiri di altar bersama dengan orang tuanya dan Nathan dan papah di sisi lainnya.

Hingga pandangan Acha bertemu dengan Aldi yang sudah berdiri di altar bersama dengan orang tuanya dan Nathan dan papah di sisi lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tatapannya tidak lepas dari Acha,Acha pun mulai merasa risih karena tatapan Aldi hingga Acha sampai di depannya.

Malu gue, kenapa berasa lama banget?~ Rengeknya dalam hati.

###

SUDDENLY married {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang