🍃CHAPTER 5🍃

10.9K 786 72
                                    

Seorang pemuda duduk dengan kepala bergelayut di dada Adamson yang tengah menyesap wine-nya.

Kini pemuda itu mulai melepaskan kancing teratas kemeja Adamson dan sesekali mengelus dada bidang itu.

"So sexy" bisik pemuda itu di leher Adamson, sehingga membuatnya merasakan percikan gairah karena sentuhan itu.

Adamson tersenyum menyeringai dan menarik wajah pemuda itu untuk mengecup bibirnya yang sedari tadi menggodanya.

"Menggodaku, hm?" Bisik Adamson menyunggingkan senyumnya.

"Kenapa kau tak menjemputku tadi siang?" Tanya pemuda itu menatap Adamson.

"Aku sibuk. Maafkan aku" Adamson mengecup puncak kepala pemuda itu supaya tidak marah.

"Tentu. Pekerjaanmu lebih penting dariku" pemuda itu mengambil ponselnya yang bergetar.

"Merajuk, hm?" Adamson mendekatkan wajahnya ke pemuda itu.

"Sebentar, temanku menelpon" pemuda itu meletakkan telunjuknya ke bibir Adamson, menyuruh kekasihnya itu untuk diam.

"Oi, Ren" terdengar suara seorang gadis begitu panggilan tersambung.

"Ada apa, Ja?" Tanya pemuda itu dengan suara jantan-nya.

"Lo dimana sekarang?"
"Balik kagak ada ngomong ama gue ya lo!" Sembur gadis penelpon membuat pemuda itu terbahak.

"Gue lagi diluar. Besok kita kumpul di base camp. Oke!" Balas pemuda itu.

"Woy, Rendy. Jangan lupa oleh-oleh buat gue" kini suara seorang cowok yang Rendy--pemuda itu kenali juga.

"Tenang aja, Ko. Gue udah siapin khusus buat lo" balas Rendy membuat cowok di seberang telepon terbahak senang.

"Si Komar aja yang lo bagi khusus ha?!" Sindir seorang gadis merasa tidak terima.

"Buat lo, gue kasih spesial, Ja" balas Rendy nyengir, ia merindukan teman-temannya. Sudah tiga bulan tidak berjumpa. Namun rasa rindu pada temannya tidak sebesar rindu pada kekasihnya, Adamson. Maka dari itu ia menyempatkan waktunya untuk menemui Adamson, padahal siang tadi ia baru pulang dari LA.

Adamson yang merasa diabaikan menggigit jari kekasihnya itu, membuat Rendi sedikit meringis.

"Mengabaikan aku, hm?" Adamson mengecup leher Rendy, membuatnya merasakan sensasi panas menjalar di tubuhnya.

"Gue tutup telpon dulu, Ja. Otw balik rumah" ucap Rendy akhirnya. Setelah mendapat balasan dari penelpon, ia memutuskan panggilan.

"Siapa?" Tanya Adamson menatap tajam Rendy.

"Temen" balas Rendy kembali memasukkan ponsel ke saku hoodie-nya.

"Cowok?" Adamson menaikkan sebelah alisnya.

"Iya" balas Rendy sekenanya seraya menyesap wine milik Adamson.

"Kenapa? Cemburu?" Tanya Rendy karena melihat Adamson terus menatapnya.

"Tidak" Adamson menggeleng membuat Rendy kecewa.

"Tentu, karena banyak pria lain yang lebih di sisimu" ucap Rendy sedikit kesal.

"Kau marah?" Tanya Adamson melihat Rendy yang memalingkan wajahnya.

"Tidak juga" Rendy bangkit dari sofa.

Adamson menangkap tangan Rendy dan menatapnya, "mau kemana?"

"Pulang" jawab Rendy tanpa melihat wajah Adamson.

Taklukan Gay Itu![✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang