Adamson keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di pinggangnya lalu masuk ke walk in closetnya, mengambil kaos polo dan celana pendek kemudian mengenakannya.
Tak sengaja Adamson melihat jaket berwarna hitam dengan motif awan merah tergantung di sudut ruangan membuat ia teringat dengan ucapan Harry yang mengatakan bahwa Senja baru saja keluar dari apartemennya bertepatan saat Rendy ada di kamarnya.
Adamson menyurai rambutnya kebelakang seraya berdecak. Entah mengapa ia merasa tidak tenang, takut jika Senja melihat dirinya yang tengah bersama Rendy dan menimbulkan kesalahpahaman.
"Ini semua gara-gara orang tua itu" kesal Adamson saat teringat kembali percakapannya dengan Ansel beberapa hari lalu.
"Apa kau masih berhubungan dengan pacarmu itu?"
Adamson pura-pura tidak mendengar, ia malah menyibukkan diri dengan dokumennya.
"Papa tidak mau tahu, kau harus putuskan dia secepatnya!"
"Sudahlah... tidak perlu merepotkan diri untuk mencampuri urusanku"
"Jika sikapmu seperti ini, bagaimana Papa bisa percaya kalau kamu benar-benar sudah berubah? Mungkin saja gadis yang akan kau bawa nanti adalah gadis sewaan" celetuk Ansel membuat Adamson terkesiap.
"Kenapa kau cerewet sekali?"
"Papa akan terus mengganggumu kalau kau belum memutuskan pacarmu itu. Jadi, siap-siap saja kalau Papa akan membuntutimu kemana pun kamu pergi. Kalau perlu, malam ini Papa akan menginap di apartemenmu"
Adamson berdecak sebal kemudian mengambil ponselnya. Mencari nama seseorang lalu menghubunginya. Tidak lupa ia meloudspeakernya.
Tidak membutuhkan waktu lama, dalam deringan kedua terdengar suara dari seberang telepon.
"Halo, Dam?"
"Rendy, kita putus!"
"Apa?"
"Jangan hubungi aku lagi. Kita sudah selesai, kau mengerti?!"
"M-maksudnya?"
Tutt...
Adamson menutup telepon sepihak, kemudian memandang ke arah Ansel. "Puas?!"
Ansel hanya mengidikkan bahunya seraya memasang wajah menyebalkan.
Adamson kembali meraih jaket itu kemudian melipatnya, memasukkan ke dalam paper bag. Ia memutuskan akan mengembalikan jaket itu seraya menjelaskan kejadian yang sebenarnya. Berharap Senja tidak salah paham dan masih mau membantunya untuk menjadi kekasih bohongannya.
🍃🍃🍃
Senja mendudukkan dirinya di atas kasur saat dirasa dirinya tidak bisa tidur. Ia mengambil ponselnya di nakas dan melihat jam sudah menunjukkan angka 11.10.
"Biasanya gue udah mimpi jam segini" gumam Senja yang heran dengan dirinya sendiri. Tidak biasanya ia belum tidur sampai selarut ini jika memang tidak ada kepentingan. Tapi entah mengapa, malam ini matanya masih segar, tidak mengantuk sama sekali.
"Apa gara-gara gue lihat adegan live tadi ya?" Gumam Senja yang teringat saat ia melihat Adamson dan Rendy tengah berciuman di apartemen Bosnya itu.
Awalnya Senja datang ke apartemen Adamson untuk meminta kembali jaket dan topi akatsukinya yang sudah seminggu lebih tidak dikembalikan oleh Adamson. Ia baru teringat saat ia akan berencana mengenakan jaket itu besok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Taklukan Gay Itu![✅]
RomanceTerlibat masalah dengan 'Cowok Gay' adalah salah satu kesialan terbesar bagi Senja dalam catatan hidupnya di bumi. Start: 17 Desember 2020 Ended: 22 Agustus 2022