Seperti biasa, Senja keluar dari ruangan lebih awal. Bukan karena soalnya terlalu mudah, tapi ia memang dimudahkan dengan duduk bersebelahan dengan Gaston. Murid cerdas namun pendiam. Gaston tidak sungkan memberi kunci jawaban kepada Senja.
Senja duduk di depan ruangan untuk menunggu Leo. Tiba-tiba ponselnya bergetar dari dalam tasnya.
Panggilan dari nomor tidak dikenal.
"Halo, dengan siapa?" Senja membuka suara begitu sambungan terhubung.
"Saya tunggu di depan sekolah kamu"
Dengan cepat Senja tahu suara siapa di seberang telepon."Ngapain?" Tanya Senja bingung. Ia memelankan suaranya, takut mengganggu siswa yang sedang mengerjakan tes.
"Apa perlu saya jelaskan di telepon?" Adamson balik bertanya.
"Kan udah disepakatin kalau mulainya pas saya prakerin. Gimana sih?" Senja kesal dalam hati.
"Sebelum sepuluh detik kamu harus sampai di sini!"
Panggilan terputus.
"Gila!"
"Dia bilang apa? Sepuluh detik?"Senja menggeleng tak percaya. Ia pun mengambil tasnya dan melangkah menuju gerbang.
"Emang gue nobita? Yang bisa minjem pintu doraemon kapan aja? Orang sekaya dia kok matematikanya minus banget" Gerutu Senja pada langkahnya.
Senja mengedarkan pandangan di depan gerbang. Benar saja, ia melihat Lamborghini hitam terparkir tepat di depan gerbang.
"Ada apa?" Tanya Senja begitu melihat Adamson yang tengah duduk di kursi kemudi.
"Ikut saya!" Adamson membuka pintu Lambhorgininya.
Seketika Senja kaget. Bukan karena ucapan Adamson, tapi pintu mobil yang terbuka ke atas. Senja memaklumi dirinya sendiri. Baru kali ini ia melihat pintu mobil itu di buka di depan matanya. Biasanya ia hanya bisa melihat di televisi atau majalah mobil sport.
"Hari ini saya nggak bisa, Bos. Kan saya harus pulang awal terus belajar. Saya masih ujian loh, Bos" jelas Senja.
"Dalam hitungan ketiga kamu harus masuk" Adamson tidak menghiraukam Senja.
"Bos...
"Satu,
Adamson mulai menghitung."Dua,
"Ti...
"Iya. Saya masuk!" Senja tidak punya pilihan lain.
Pintu tertutup kembali, begitu juga dengan atap mobilnya.
Adamson mulai melajukan mobilnya. Senja bisa mendengar suara mesin mobil milyaran atau bahkan triliunan ini.
Berisik, tapi keren. Suara mobil macho khas holang kaya.
"Nih" Adamson memberikan paper bag berwarna hitam.
"Apaan nih?" Tanya Senja.
"Kamu tinggal buka aja, pakai nanya segala" jawab Adamson judes.
"Buat saya?" Tanya Senja lagi, Adamson hanya menggumam.
Senja membuka isi dari paper bag itu. Seketika ia melongo begitu melihat seragam hitam lengkap dengan tuxedo.
"Jangan lupa. Kamu bakal jadi bodyguard saya kalau saya butuh" ucap Adamson membuat Senja mengernyit.
"Harus ya pakai seragam beginian? Saya ngerasa jadi mafia kalau pakai beginian ini" terang Senja membuat Adamson menahan tawanya.
"Rumah kamu dimana?" Tanya Adamson kemudian.
"Nggak usah repot-repot nganterin saya" ucap Senja.
"Mau saya ajak ke apartemen saya lagi?" Tanya Adamson dengan seringaian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Taklukan Gay Itu![✅]
RomanceTerlibat masalah dengan 'Cowok Gay' adalah salah satu kesialan terbesar bagi Senja dalam catatan hidupnya di bumi. Start: 17 Desember 2020 Ended: 22 Agustus 2022