🍃CHAPTER 12🍃

6.4K 587 19
                                    

Senja membaringkan tubuhnya di atas sofa. Ia melihat jam sudah menunjukkan pukul 7. Namun belum ada tanda-tanda Angin atau Maya pulang. Ia di rumah sendirian.

Karena bosan, Senja mengambil ponselnya yang ada di kamar. Ia hendak menonton Anime Jepang kesukaannya.

Senja mendengar lagu 'Crawling-Linkin Park, nada dering ponselnya bertepatan dengan pintu kamar dibuka.

Senja langsung mengangkatnya setelah tahu bahwa Maya yang menelepon.
"Ya, Mi"

"Sayang, kamu bisa jemput Mami sekarang nggak?"

"Mami di mana sekarang?" Tanya Senja cepat.

"Mami di jalan arah keluar kantor. Mobil Mami mogok" jelas Maya.

"Oke. Senja ke sana sekarang. Mami tunggu di sana!" Ucap Senja seraya mengenakan jaket jeansnya.

"Iya sayang. Mami tunggu"

"Sekarang Mami masuk ke mobil! Kunci pintunya dari dalam, tungguin Senja di dalem mobil aja. Senja otw" Senja memutuskan panggilan dan meraih kunci motornya.

Ia segera menuruni tangga sedikit berlari. Tak lupa mengunci pintu sebelum pergi.

Kurang lebih membutuhkan waktu empat puluh lima menit untuk sampai di kantor Maya. Tapi tidak jika Senja yang mengendarai motor itu. Tidak sampai setengah jam Senja sudah sampai di tempat Maya.

"Mami" panggil Senja begitu ia sampai.

Namun ia sedikit terkejut tatkala melihat Maya berada di luar mobil bersama dua orang pria.

Sontak Maya dan kedua pria itu menengok karena panggilan Senja.

"Loh, Om Angin?" Panggil Senja begitu melihat wajah Angin (tua). Entah sejak kapan Senja mengubah nama panggilan dari 'Pak' ke 'Om'.

"Eh, ini Om Azka kan?" Tanya Senja kepada pria yang satunya.

"Iya benar" balas pria bertubuh tegap itu dengan senyuman merekah.

"Kapan pulang, Om?" Tanya Senja. Karena sepengetahuannya, Azka menetap di Jepang saat ia masih SD.

"Udah sebulanan kayaknya" balas Azka.

"Oh ya. Gimana oleh-oleh dari saya waktu itu? Kamu suka nggak?" Tanya Azka membuat Senja bingung.

"Itu loh, Senja... oleh-oleh yang Mami kasih waktu itu. Saat Mami pulang dari Yogya" sela Maya membuat Senja teringat.

"Oh... itu dari Om Azka?" Tanya Senja. "Suka banget, Om. Makasih ya"

"Sama-sama" balas Azka mengembangkan senyumnya.

"Kamu sudah besar ya, Senja. Bahkan lebih tinggi dari Mami kamu" ucap pria bernama Azka itu seraya mengusap puncak kepala Senja.

"Iya dong, Om. Mami kan kasih makan tiap hari" balas Senja membuat Maya menahan malu. Senja itu tipe anak yang frontal. Ia tidak segan mengucapkan apa yang ada di kepalanya.

"Aku juga udah bisa ambil barang di atas lemari sendiri loh, Om. Nggak pakek manjat  bangku segala" lanjut Senja dengan bangga. Karena dulunya ia sempat diejek pendek oleh teman-temannya.

"Hebat" Azka mengacungkan jempolnya.

"Ehm... Senja?" Panggil Maya menyela.

"Ya, Mi" jawab Senja tanpa dosa. Padahal ia di sini karena panggilan Maya untuk membantunya. Bukan malah mengobrol dengan teman lamanya.

"Maap, Mi" ucap Senja seakan sadar dan menghampiri Maya.

"Ngomong-ngomong, kamu kenal sama Om itu?" Bisik Maya seraya menunjuk Angin (tua) dengan lirikan matanya.

Taklukan Gay Itu![✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang