🍃CHAPTER 26🍃

5.5K 597 16
                                    

Adamson berjalan menggandeng tangan Senja menuju meja yang telah dipesan oleh Ansel. Ia sedikit terkejut saat melihat Candice juga berada di sana melihat ke arahnya dengan senyuman menghiasi wajah cantiknya.

Senja yang melihat itu dalam hati menjerit. 'Sumpah!!! Si Adamson govlok banget sih. Si Candice cwantik kek gitu dia kagak doyan. Gue yang cewek aja naksir loh sama dia. Emang parah kebangetan!'

"Hei, son" sapa Ansel saat melihat kedatangan Adamson dan Senja. "Duduk, nak" Ansel mempersilakan keduanya untuk duduk di kursi depan mereka.

"Hai, Dam" sapa Candice tersenyum manis. Adamsom hanya menatap wanita cantik itu sekilas tanpa berniat membalas sapaannya.

"Hai, Senja" sapa Candice berganti menyapa Senja. "Masih ingat aku, kan?"

Senja mengangguk seraya tersenyum, "iya. Kak Candice, kan?"

Candice tersenyum kian lebar seraya mengangguk. "Kamu apa kabar?"

"Kita ke sini hanya untuk makan, jadi, tidak perlu menanyakan hal tidak penting" ucap Adamson kemudian meneguk wine di depannya.

Candice yang mendengar ucapan Adamson langsung terdiam. Tidak lagi berani membuka suara. Ia takut kalau Adamson akan semakin tidak menyukainya.

"Kau tidak boleh terlalu kasar dengan Candice" bisik Ansel memperingati putranya itu.

"Sudahlah. Tidak perlu mengulur waktu. Katakan apa yang ingin kalian bicarakan?"

"Tidak perlu terburu-buru. Kalian makanlah dulu" ucap istri Ansel dengan lembut. "Senja, silakan dimakan, sayang"

Senja hanya mengangguk menanggapi. Saat ia hendak meminum air di gelasnya, Adamson segera menghentikannya.

"Jangan minum itu" ucap Adamson kemudian memanggil pelayan.

"Ambilkan segelas jus jeruk" ucap Adamson kepada pelayan pria itu.

Tak lama pelayan pria itu datang membawa segelas jus jeruk yang dipesan Adamson.

Adamson memberikan jus jeruk itu kepada Senja.

Senja menerima jus jeruk itu kemudian meminumnya. 'Eak... perhatian juga si Setan Gay. Kalau dia nggak gay, mungkin gue bisa oleng dari Leo. Tapi---

Senja hanya menggelengkan kepalanya. Mengusir pemikiran semacam itu di kepalanya. Ingat! Adamson adalah makhluk GAY!

Mereka pun mulai berkutik pada makanan masing-masing. Sejenak suasana di ruangan yang telah di pesan Ansel mendadak hening. Tidak ada yang berniat membuka pembicaraan lebih dulu.

Senja memakan makanannya dalam diam, terus mengingatkan dirinya untuk makan dengan pelan layaknya wanita berkelas.

Senja sedikit terlonjak saat Adamson mengusap sudut bibirnya dengan ibu jari. "Aku hanya menjaga pemandangan bibirmu tetap cantik" bisik Adamson dengan senyuman sok manis kemudian menjilat ibu jarinya yang terkena saus di bibir Senja tadi.

"Wah, mesra juga ya kalian" sindir Ansel yang membuat Senja langsung panik. Ia lupa kalau bukan dirinya dan Adamson saja di tempat itu.

"Jangan mengacaukan suasana" bisik istri Ansel seraya menoel lengan suaminya itu.

"Iya sayang" balas Ansel dengan senyuman.

"Oh ya, Senja. Berapa usiamu sekarang?" Tanya Ansel membuka suara.

"Tujuh belas tahun, Om" jawab Senja yang sempat menelan makanannya terlebih dahulu.

"Eh?" Ansel sedikit terkejut dan melemparkan tatapannya kepada Adamson.

Taklukan Gay Itu![✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang