🍃CHAPTER 23🍃

5.5K 584 14
                                    

Warning!!!
17+

***

Senja keluar dari toilet dengan heels di tangannya. Ia merasa kakinya tersiksa sepanjang ia mengenakannya.

Kruyuuuk...

"Ih, sial. Gue laper banget. Baru ngeh kalau gue belum makan dari pulang prakerin" gumamnya seraya memegang perut. "Gue juga haus"

"Loh, Setan Gay mana?" Senja mengedarkan pandangannya, namun tidak melihat Adamson di tempat semula.

"Sialan banget dia ninggalin gue!" kesal Senja. Ia menurunkan heelsnya lalu memakainya. Senja tidak mau disangka orang aneh jika ia terus menenteng heelsnya.

Senja berjalan pelan, takut terjungkal seperti saat pertama kali memakainya. Sepanjang jalan Senja merutuki Adamson. Ingin sekali rasanya mendaratkan bogem ke wajah Adamson saat bertemu nanti karena tega meninggalkannya.

'Hadeh, seret gue' batin Senja kemudian mampir mengambil segelas orange squash.

Setelah meneguk minuman jeruk itu, Senja mengambil sepotong cupcake buttercream keju dengan taburan red velvet.

'Wow!!! Emang beda ya roti kelas orang kaya' batin Senja melahap habis kue itu dengan penuh hikmat. Enak, yahut sampai ia melupakan Adamson.

Senja merasa ketagihan dan kembali mengambil kue itu. Lebih tepatnya karena kelaparan.

"Suka red velvet juga ya?" Tanya seseorang yang tiba-tiba berdiri di sampingnya seraya mengambil cupcake yang sama.

"Om Xai?" Senja terkejut begitu tahu orang di sampingnya adalah Xai Narangin.

"Om ngapain di sini?"

"Saya dokter pribadi keluarga Rayden. Jadi, beliau mengundang saya ke acaranya" jawab Xai tenang seraya memakan cupcake di tangannya.

Senja mengangguk canggung, rasanya ia ingin segera menyingkir.

"Kamu sendiri?" Kini giliran Xai bertanya membuat Senja gelagapan.

"Ehm...

Senja terlonjak saat tiba-tiba seseorang merangkul pundaknya.

"B-Bos?" Senja terkejut saat melihatAdamson tiba-tiba merangkulnya.

Adamson menatap tajam ke arah Xai. Begitu juga sebaliknya. Xai merasa tidak terima melihat Adamson yang tiba-tiba merangkul putrinya seperti itu.

"Lama tidak berjumpa, dokter..." ucap Adamson memasang wajah menyebalkan.

Xai tidak menjawab, netranya masih menatap lurus ke arah Senja yang merasa risih dengan perlakuan anak dari teman dekatnya itu.

"Bos, lepasin saya!" bisik Senja mendorong pelan Adamson, namun Bosnya itu tidak bergeming melepaskannya.

"Hei, Dam. Lepaskan Senja!" Ucap Xai hendak menarik tangan Senja, namun Adamson lebih dulu menjauhkan gadis itu dari jangkauan Xai.

"Dokter mengenal kekasih saya?"

Senja dan Xai menatap Adamson dengan tatapan terkejut.

Senja yang terkejut karena Adamson dan Xai saling mengenal. Sedangkan Xai terkejut karena ucapan Adamson barusan.

"Kekasih?"

"Buk--

"Iya. Dia kekasih saya!" Adamson memotong ucapan Senja.

Senja menatap tajam ke arah Adamson. Ia tahu malam ini Bosnya itu menyuruhnya untuk menjadi pacar bohongannya. Tapi tidak jika dihadapan selain keluarga Adamson. Apalagi dihadapan Xai, laki-laki yang ia harapkan untuk menjadi calon Papinya. Hancur sudah citra Senja di depan Xai malam ini karena ulah Bosnya itu.

Taklukan Gay Itu![✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang