🍃CHAPTER 33🍃

6.1K 535 17
                                    

Senja mengerjapkan matanya. Tidurnya sangat nyenyak tadi malam. Ia merasa suhu tubuhnya menurun, tidak sepanas tadi malam, kepalanya juga sudah terasa ringan meski masih sedikit pusing.

Senja terkejut begitu membuka mata sepenuhnya dan melihat sosok yang ia kenal duduk dengan tangan menyangga wajah tampannya dengan mata terpejam.

"B-Bos Adamson?" Gumam Senja. "Sial, ternyata dia masih di sini?"

Senja menatap wajah Adamson yang masih terlelap.

DEG!

'Anjir, kenapa jantung gue jadi deg-degan gini?' Senja membatin. 'Sial, ternyata Setan Gay emang ganteng luar biasa ya? Tidur aja kagak ileran, bening banget, sumpah!'

Senja menggelengkan kepalanya cepat begitu menyadari hatinya tadi memuji pria itu.

'Eh?' Senja terkesiap saat melihat pergerakan Adamson yang menunjukkan pria itu akan segera bangun. Senja langsung menarik selimutnya dan kembali memejamkan matanya.

Perlahan Adamson membuka matanya setelah mengerang kecil.

"Aish!" Ringis Adamson saat punggungnya merasa pegal karena tidur dengan posisi duduk, tangannya juga merasa kesemutan karena sepanjang malam menyangga wajah tampannya untuk mencari posisi tidur yang nyaman. Tapi kenyataannya tidak nyaman sama sekali namun ia juga bingung, kenapa ia bisa tidur juga.

'Kenapa aku tidak tidur di sofa saja?' Gumam Adamson merutuki kebodohannya saat melihat sofa di ujung ranjang tempat tidur. Tapi pemikiran itu percuma saja karena ia sudah melewati malam tadi dengan kursi kecil yang ia jadikan tempat tidur.

Adamson mengarahkan pandangannya ke arah Senja yang masih memejamkan matanya. Sebuah seringaian muncul di bibir Adamson.

"Hei, tidak perlu berpura-pura lagi" ucap Adamson. "Kau sudah bangun kan?" Tanya Adamson menilik wajah Senja yang masih belum juga mau membuka matanya.

Senja pura-pura tidak mendengar ucapan Adamson. Masih meneruskan sandiwaranya.

Adamson mendekatkan wajahnya dan berbisik. "Apa mau kucium dulu baru mau bangun, hm?"

Sontak Senja membuka matanya dan mendorong wajah Adamson dengan tangannya.

"Nggak usah cabul deh, Bos" ucap Senja kesal dengan ucapan Adamson yang mengatakan akan menciumnya. Membayangkan saja Senja sudah merinding disko.

Adamson terbahak melihat reaksi Senja yang berlebihan. 

"Sudah bisa mendorongku pasti sudah sehat ya?"

"I-iya, udah mendingan kok"

"Apa perlu ke dokter untuk memastikan?" Tawar Adamson, Senja langsung menggeleng.

"Nggak usah, Bos. Saya udah sembuh, kok" ucap Senja cepat. "Paling tinggal lemesnya aja. Di kasih makan juga bakal seratus persen lagi" lanjut Senja membuat Adamson menaikkan sebelah alisnya. Tidak percaya.

"Beneran udah sembuh, Bos" ucap Senja meyakinkan.

"Siap-siap sana! Nanti saya antar kamu ke dokter" ucap Adamson beranjak dari duduknya.

Taklukan Gay Itu![✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang