🍃CHAPTER 2🍃

15.5K 1.1K 33
                                    

Seorang pria duduk di kursi kantornya dengan tatapan penuh pada lembaran kertas di tangannya.

Detik berikutnya ia memasukkan kembali lembar itu pada map dan menutupnya.

"Kamu yakin, dia orang yang saya maksud?" Tanya pria itu menatap pria ber jas hitam yang merupakan asisten kepercayaannya. Kemudian meletakkan map tersebut ke meja kerjanya.

"Iya, benar, Pak. Berkas tersebut sesuai dengan apa yang bapak sampaikan di telpon" jawab asisten itu sopan.

Adamson--pria itu bangkit dari kursinya, melangkahkan kakinya menuju jendela kantornya. Pandangannya tertuju pada jalanan yang padat akan kendaraan.

"Memang benar!Tapi dia bukan orang yang saya maksud" Adamson kembali menatap asistennnya.

"Maksud bapak, orang yang bapak cari bukanlah pemiliknya, melainkan yang mengendarai siang tadi?" Harry--sang asisten yang usianya dua tahun lebih tua dari Adamson itu mengerti yang dimaksud atasannya.

Adamson mengangguk sekali namun pasti.

"Bapak masih ingat dengan ciri-ciri orang tersebut?" Tanya Harry membuat Adamson menatap langit-langit kantor.

"Perawakannya seperti bocah laki-laki SMA. Badannya tinggi agak kurusan, dan dia mengenakan jaket hitam dengan motif awan merah seingat saya" jelas Adamson dengan detil membuat Harry terpana. Baru kali ini atasannya memperhatikan seseorang sedetil itu, ditambah lagi berurusan dengan bocah SMA. Namun sebagai asisten setianya, Harry tidak boleh membuat Adamson tersinggung dengan menunjukkan ekspresi berlebihan.

"Pokoknya saya mau kamu dapatkan malam ini juga" putus Adamson akhirnya.

Harry mengangguk sopan, "baik, Pak. Kalau begitu saya permisi".

Adamson mengangguk sebagai balasan. Harry berbalik, saat hendak membuka pintu ia sedikit terkejut karena pintu sudah lebih dulu dibuka oleh seseorang.

"Lagi sibuk ya, bos?" Tiba-tiba muncul seorang pria yang lebih muda dari Adamson.

Harry hanya mengangguk ramah ke pria itu sebagai sapaan, kemudian pergi meninggalkan ruangan.

"Ada urusan apa kamu kemari?" Sembur Adamson.

"Nggak ada sih... gue cuma mau ganggu lo aja" pria itu duduk di atas meja kerja Adamson.

"Apaan nih?" Pria itu melihat foto berukuran 4R di samping map.

Pria itu menaikkan sebelah alisnya menatap foto yang sudah ada di tangannya, "lo ada urusan apa sama orang di foto ini?" Pria itu menatap Adamson yang mulai menghampiri pria itu.

Adamson mengidikkan bahunya, "Harry keliru nyari informasi".

"Oh, gue kirain" pria itu menganggukkan kepalanya, ada rasa lega di hatinya.

Adamson menatap pria di depannya dengan menaikkan satu alisnya, "kamu kenal dengan orang di foto itu?"

Al--pria itu mendongak, menatap ke arah Adamson kemudian mengangguk setelah paham apa yang dimaksud Adamson.

"Dia nyokapnya temen gue. Kenapa?" Tanya Al kemudian.

"Ibu temen kamu?" Adamson memastikan.

Al kembali mengangguk, "jangan bilang lo lagi nyari orang yang berkaitan sama--" Al menunjuk foto tadi dengan telunjuknya.

"Kawasaki ninja putih, nomor plat X1212XX" Adamson to the point.

'Itu kan motornya Jaja (Senja)' kepala Al mengatakan demikian.

"Lo ada urusan apa sama dia?" Al balik tanya--ia langsung paham maksud Adamson.

"Siapa dia?" Adamson mendekatkan wajahnya membuat Al langsung mendorongnya.

Taklukan Gay Itu![✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang