Seorang wanita keluar dari kamar mandi dengan wajah berseri-seri. Sesekali ia kembali memandang alat pipih di tangannya, memastikan apa yang baru saja ia lihat adalah kenyataan.
"Sayang" panggil seorang pria yang sudah siap dengan kemeja dan celana kerjanya. Pria itu menghampiri istrinya dengan dasi masih belum terikat. Pria itu sengaja ingin istrinya yang memakaikan dasi untuknya seperti biasa.
"Apa yang membuatmu tersenyum seperti itu?" Tanya pria itu kemudian mencuri kecupan di bibir istrinya.
Wanita cantik itu menatap suaminya dengan bibir yang senantiasa tersenyum cerah kemudian mendekatkan bibirnya ke telinga suaminya untuk membisikkan sesuatu yang penting.
"Aku hamil"
"Apa?"
"Iya. Aku hamil, sayang" sang istri masih tersenyum secerah matahari hingga sang suami mengatakan...
"Gugurkan anak itu!"
.
.
Gugurkan anak itu!
Gugurkan anak itu!
Gugurkan anak itu!Kata-kata itu kembali terngiang di kepala Maya sampai ia tidak sadar kalau pipinya sudah basah akan air mata.
Maya menyeka air matanya. Ia berharap tidak lagi bertemu dengan pria itu di lain hari bahkan selamanya. Pria yang sangat ia cintai namun juga pria yang sangat-sangat ia benci.
Maya pikir pertemuannya dengan pria itu sebulan yang lalu adalah yang terakhir, namun bagaimana bisa...
"Maya" panggil Xai seraya menahan lengan wanita itu.
"Beri aku kesempatan, May. Aku mohon..."
"Tidak! Jangan pernah menemuiku apalagi anak-anakku!"
"Mereka anakku juga kan, May?"
Deg!
Jantung Maya seakan meloncat keluar dari dalam tubuhnya. Bagaimana Xai tahu?
"Bukan! Mereka adalah anakku. Ayah mereka sudah meninggal sejak lama" sinis Maya.
"May, maafkan aku. Tolong, beri aku kesempatan untuk hadir di kehidupan mereka juga. Aku tidak memaksamu untuk kembali padaku. Tapi aku mohon... jangan larang aku menemui mereka" Xai meraih kedua tangan Maya dengan wajah memohon.
Maya berdecih, menepis tangan pria itu kemudian menatap malas wajah pria yang pernah menjadi suaminya itu.
"Aku tidak sudi membiarkan pria brengsek sepertimu menemui anak-anakku" sinis Maya kemudian pergi meninggalkan Xai.
Maya kembali menyeka air matanya. Hidupnya sudah bahagia bersama kedua anaknya. Namun kenapa pria itu harus datang dan mengusiknya?
🍃🍃🍃
Senja menghembuskan napasnya terlebih dahulu sebelum mengetuk pintu kamar di hadapannya. Sesekali ia memandang ke sampingnya dengan raut takut karena merasa bersalah.
"Mami masih marah nggak ya, Pan?" Tanya Senja kepada Angin.
Angin mengidikkan bahunya dan itu membuat Senja semakin gelisah.
Senja kembali menghembuskan napas pelan dan mulai mengetuk pintu. Ia sudah siap jika Maya akan memarahinya. Bagaimana tidak? Dirinya sudah mengacaukan hari bahagia Maminya. Senja sangat merasa bersalah.
Dengan nada pelan Senja memanggil Maya, masih dengan tangan mengetuk pintu.
"Mi... bukain pintunya dong" ucap Senja lembut. "Mi, Senja minta maaf"
KAMU SEDANG MEMBACA
Taklukan Gay Itu![✅]
RomanceTerlibat masalah dengan 'Cowok Gay' adalah salah satu kesialan terbesar bagi Senja dalam catatan hidupnya di bumi. Start: 17 Desember 2020 Ended: 22 Agustus 2022