Adamson membuka berkas yang diberikan Harry tadi sore. Ia membaca dan meneliti biodata pada lembaran yang ada ditangannya.
Secara tidak langsung, Al--teman Adamson itu memberikan informasi yang ia butuhkan. Foto Maya yang ada di berkas kemarin dikarenakan motor kawasaki ninja tersebut atas namanya. Dan kebetulan Al mengatakan kalau itu adalah foto ibu temannya. Secara tidak langsung ia menjelaskan bahwa orang di foto itu memiliki anak yang memungkinkan mengendarai motor tersebut. Menurut Adamson, pemikiran tersebut jauh masuk akal dibandingkan seorang ibu-ibu mengendarai kawasaki ninja. Selain itu, Adamson masih ingat dengan siluet tubuhnya yang ia kira seorang laki-laki.
Adamson menaikkan sebelah alisnya tatkala melihat biodata yang kedua. Kedua wajah di biodata tersebut hampir sama. Nama dan jenis kelaminnya saja yang membedakan.
Ia pun menjajarkan kedua biodata tersebut. Di sebelah kanannya;
Narangin Air Andromeda
Ttl : Yogyakarta, 10 Oktober
JK* : Laki-laki
Tb*/Bb* : 175 cm/62 kg
Ortu* : Maya Andromeda (orang tua tunggal)
Saat ini bersekolah di SMA 1 Garuda*Sedangkan sebelah kirinya;
Giyang Senja Andromeda
Ttl : Yogyakarta, 10 Oktober
JK* : Perempuan
Tb*/Bb : 160 cm/ 55 kg
Ortu : Maya Andromeda (orang tua tunggal)
Saat ini bersekolah di STM Negeri Jakarta*"Jadi mereka kembar?" Adamson bertanya pada dirinya sendiri.
Ia mengamati foto Senja, seakan ia pernah melihat wajah itu sebelumnya.
Seringaian muncul dibibir Adamson ketika ia berhasil mengingatnya, "ternyata dia perempuan".
Ia pun mengambil ponselnya dan menelpon seseorang.
"Harry! Bawa gadis bernama Giyang Senja Andromeda ke hadapan saya. Besok di ruangan saya".
Adamson memutuskan sambungan teleponnya begitu mendapat jawaban dari Harry.
"Sudah tiga kali kamu membuat masalah dengan saya" Adamson menatap foto di tangannya. Entah mengapa, ia begitu yakin kalau Senja yang mengendarai motor kawasaki waktu itu.
"Akan lebih menyenangkan jika kau seorang laki-laki, nak" Adamson menyangga wajahnya dengan tangan seraya menatap foto Senja.
🍃🍃🍃
Adamson melihat arloji yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Sudah jam 10, namun Harry belum juga membawa gadis itu ke ruangannya. Lalu ia teringat, kalau Senja masih bersekolah, dan tentunya di jam segini masih belajar di sekolahannya.
Entah mengapa pikirannya tertuju pada gadis itu sepanjang hari ini. Bahkan saat meeting tadi, sempat-sempatnya ia melihat jam, memastikan sudah waktunya pulang sekolah atau belum.
Ponsel Adamson bergetar, sebuah panggilan dari Harry.
"Kamu sudah berhasil bawa dia?" Tanya Adamson begitu telepon tersambung.
"Maaf, Pak. Nona Giyang menolak untuk menemui bapak" jawab Harry di seberang telepon.
"Bagaimana bisa? Harusnya kamu paksa dan seret dia!" Protes Adamson.
"Maaf, Pak. Saat itu di lingkungan sekolah masih ramai. Jadi, saya meminta secara baik-baik dan Nona Giyang menolak" jelas Harry dengan nada kalem.
Adamson menghembuskan napas kasar, paham akan sifat Harry yang tidak bisa main kasar terhadap perempuan, apalagi yang di bawah umur seperti Senja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Taklukan Gay Itu![✅]
RomanceTerlibat masalah dengan 'Cowok Gay' adalah salah satu kesialan terbesar bagi Senja dalam catatan hidupnya di bumi. Start: 17 Desember 2020 Ended: 22 Agustus 2022