Benar, cinta tak perlu pengakuan. Cukup buktikan, maka aku akan percaya.
- Eflina
. Happy reading .
Bangun dengan cepat sudah menjadi kebiasaan Eflina, tapi ... mandi dan berdandan bukan kebiasaanya.
Mandi sehari dua kali saja sudah keajaiban. Apalagi memakai riasan?
Pagi ini, Eflina tampak berbeda. Senyumnya terus mengembang, bibirnya diberi lipbalm berwarna merah ceri. Wajahnya juga dengan tambahan sedikit bedak membuatnya menjadi lebih cantik.
"Wangi banget, kak. Biasanya juga ngga mandi kalo mau ke sekolah," celetuk Efan.
Eflina hanya diam. Mood-nya sedang baik sekarang. Melawan Efan hanya akan membuat dirinya emosi.
Eflina menggeser kursi dan duduk mengambil lauk pauk. Efan menatapnya penuh selidik.
"Kakak bahagia banget kayaknya. Kenapa?" tanyanya kepo.
"Kepo lo tuyul!"
"Ih, dasar!"
Eflina menyuap makanannya dengan tenang. Sedangkan Efan, masih bingung kenapa kakaknya bisa se-senang ini.
Deru motor terdengar di luar, Eflina buru-buru keluar. Efan menggeleng.
"Dasar bucin!" ucap Efan.
Berjalan keluar, Eflina merapikan pakaiannya takut-takut ada yang salah. Gadis itu membuka pintu dan menemukan Rafa yang sudah menunggunya. Masih pagi, tapi aura ketampanannya sudah memancar.
Ya, meskipun baju cowok itu urak-urakan, tapi yang namanya good looking mau bagaimanapun tetap ganteng, 'kan?
"Eh, Bang Rafa!"
Eflina membalikkan badannya, menemukan Efan yang membawa tasnya.
"Mau pergi sekolah lo?" tanya Rafa. Efan mengangguk.
Nih, bocah tuyul gangguin banget!
Eflina menatap sinis Efan. Efan tersenyum meledek, memang ini rencananya mengganggu keduanya."Bang, anterin Efan dong!" canda Efan.
"Ya udah naik," ucap Rafa.
Eflina ternganga. Padahal Rafa ke sini untuk menjemputnya, kan? Menyebalkan!
"Ta–tapi ...." Eflina berbicara gugup.
"Gue ke sini jemput Efan bukan lo!" balas Rafa tersenyum jahil.
Eflina mencebikkan bibirnya.
"Ya, udah sana pergi!" usirnya sambil berjalan melangkah."Yah, marah dia, Bang," ucap Efan terkekeh.
"Biarin aja. Naik, buruan."
"Nggak usah, Bang. Efan bercanda kok tadi," tolak Efan.
"Kakak lo ngambekan," ucap Rafa terkekeh. Buru-buru ia menyalakan motornya dan mengikuti Eflina.
Eflina melewati jalanan dengan raut kesalnya, membuat tetangganya heran.
Sampai-sampai ibu-ibu yang sedang membeli sayuran tampak kaget dan jadi berbisik-bisik.
"Eh, Eflina. Rapi amat, Neng. Mau ke sekolah, ya?" tanya mereka.
"Nggak, Bik. Mau ke club, nyari Om-om kaya!" balas Eflina kesal.
Lagian sudah tahu, Eflina memakai seragam sekolah. Mengapa masih bertanya? Belum lagi saat Eflina berbalik badan, Rafa tampak menahan tawanya. Ngeselin!
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFAEL : ANNOYING BOY
Teen FictionRafa itu ibarat serigala dan Eflina adalah mangsanya. Ya, sama seperti saat pertama kali mereka bertemu. Dengan kurang ajarnya Eflina meneriakkan nyanyian yang membuat Rafa geram. Nyanyian? Seperti apa? Yang pasti itu membuat keduanya tak akur. Seri...