48|ANDERS dan ANGKASA

5.5K 672 230
                                    

"Bakalan ada masanya, yang dulu deket sama lo bakalan menjauh seakan ga kenal. Sedangkan yang jauh, bakalan mendekat."

- Rasi Bintang Dirgantara

Yok, ramein kolom komen😆

______________________________________

. Happy reading .

Langkah kaki Eflina terhenti, matanya membola tak percaya dengan orang yang dihadapannya sekarang.

Gak, Lin. Gak mungkin!
Eflina menggeleng. Mungkin ia sedang mimpi sekarang.

"Hey, ngapain ke sini?"

Ethan dan seseorang di depannya benar-benar membuat kaki Eflina terasa lemas sekarang.

"Lo ...." Eflina menunjuk seorang gadis di hadapannya sembari menggeleng.

"Hey, Lina. Ini Gadis." Gadis melambaikan tangannya tersenyum angkuh.

Deg.

Gila. Sepertinya ada dua Gadis sekarang. Ya, benar. Pasti Gadis mempunyai kembaran yang memiliki sikap saling bertolak belakang.

"Lina kenapa? Ehm, ga cocok keknya gue manggil gitu. Ya, ga, Than?" Gadis bertanya pada Ethan. Ethan mengangguk.

Gadis benar-benar berbeda. Dari atas sampai bawah penampilannya benar-benar jauh dari biasanya.

Gayanya ... seperti Eflina bahkan lebih seksi. Memakai kemeja kotak-kotak dengan crop tie tanpa lengan dan celana jeans di atas paha.

Eflina menggeleng masih tak percaya. Padahal jelas-jelas di depannya benar-benar Gadis. Sahabatnya.

Ethan memeluk pinggang ramping Gadis membuat Eflina tambah kaget. Bukannya menghindar, Gadis justru tetap pada posisinya.

Di mana Gadis yang biasanya menunduk jika ada laki-laki?

"Kenapa lo diem? Lo kira ini mimpi?" Gadis terkekeh bersama Ethan.

"Dis ... lo?"

"Udah cukup pura-puranya, Lin. Gue muak selalu jadi cupu di depan lo! Gue ga tahan." Gadis menatap tajam Eflina dengan setengah berteriak.

Dada Eflina terasa diapit oleh dua batu besar sekarang. Sesak mulai menjalar di sekujur tubuhnya.

"Dis, gue salah apa sama lo? Dari dulu kita sahabatan. Mau lo cupu atau ngga, gue bakalan sahabatan sama lo," jelas Eflina dengan nada tercekat.

Gadis mendekat pada Eflina, lalu tanpa aba-aba ia melayangkan satu tamparan keras untuk Eflina.

Eflina memegangi pipinya yang memerah belum lagi nyerinya bukan main.

"Itu masalahnya! Karena gue cupu! Gue di-bully dan lo? Lo pacaran sama cowo yang bully gue dari kecil!" Gadis mengangkat dagunya tinggi. Tak ada lagi dirinya yang cupu seperti dulu.

"Dis, gue ga tau." Suara Eflina melemah. Bibirnya bergetar menahan tangisan.

"Ga tau? Ya, apa yang lo tau?! Uwu-uwuan sama cowo lo terus! Ga mikirin perasaan gue!"

RAFAEL : ANNOYING BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang