24|Tangisan Eflina

5.4K 639 84
                                    

Gue iri sama dia, yang ga pernah berjuang dan tiba-tiba datang, tapi bisa dapet perhatian dari lo.

- Eflina🌻

. Happy reading .

Alunan musik DJ menggema di seisi ruangan, kelap-kelip lampu menambah kesan kegelapan ruangan. Beramai-ramai orang berjoget mengikuti irama. Semua tangan terangkat di atas udara.

Di ujung ruangan, ANDERS duduk sambil sibuk dengan urusan masing-masing.

Rafa meminum banyak bir membuat ANDERS keheranan.

"Kenapa lo, Bos? Mau mabok lo? Banyak amat ga kek biasanya," ucap Bryan duduk mendekat pada Rafa.

"Mau mabok apa? Mabok janda mau ga?" tanya Malvin tangannya ia lilitkan pada pinggang wanita sewaannya.

"Yeee, itu mah elo!" cibir Bryan.

"Lah, lo juga bego!" balas Malvin tak mau kalah.

"Diem lah kelen!" Doni menengahi keduanya. Tak tahan dengan Malvin dan Bryan.

Rafa tak memperdulikan keduanya terus menambah isi gelasnya. Dan meneguk habis, kejadian itu terus ia ulang sedari tadi.

"Woi, udah woi! Istighfar lo!" panik Bryan melihat Rafa.

"Istighfar? Tumben gue denger itu dari mulut penuh dosa lo!" hina Bintang keras-keras.

"Si anjir! Iyain ae, kalian suci gue penuh dosa." Bryan mengelap ujung matanya seakan-akan menangis.

"Rafa!"

Sosok mata mereka semua menangkap seorang gadis dengan pakaian minimnya. Rafa menatap nyalang Rania.

Rania duduk di samping Rafa.

"Lo kok ke sini?" tanya Rafa khawatir.

"Nini gabut."

Rafa menatap tajam Malvin. Malvin menatap ke arah lain, Rafa tahu pasti ini ulah Malvin yang mengirimkan Rania di mana lokasi mereka sekarang.

"Nini balik sekarang, ya?" ucap Rafa lembut meskipun kesadarannya mulai menurun.

"Nggak!" Rania menggeleng cepat.

"Mendingan lo balik, Ran. Jangan buat masalah di sini." Bintang mengeluarkan suaranya.

Rania mencebikkan bibirnya.
"Tau ada lo gue ga bakalan ke sini tadi. Vin, kenapa lo ga bilang tadi?" tanya Rania pada Malvin.

Malvin menggaruk tengkuknya.
"Lupa, hehe."

"Gue mau pulang aja!" Rania bangkit dengan raut kesalnya.

"Biar gue anterin," ucap Bintang.

Rania menatap kesal Bintang.
"Setelah semua yang lo lakuin ke gue lo berharap kita bakalan kek dulu? Nggak, Bin! Gue benci sama lo!" Amarah Rania memuncak, dia segera pergi meninggalkan ANDERS.

Bintang menatap kepergian Rania dengan iris mata sendu. Mengutuk diam-diam kesalahan dirinya. Andai waktu dapat diputar.

"Rania cuma butuh waktu buat nerima lo lagi." Rafa menatap Bintang dengan raut datarnya.

"Berapa lama lagi? Dua tahun dia udah jauhi gue. Gue beneran kangen sama dia," ucap Bintang.

"Itu resikonya sahabatan antara cewek sama cowok, sih." Bryan ikut berkomentar. Doni dan Malvin mengangguk menyetujui.

******

"Eflina, bantuin Gadis bawain buku ini ke perpus, yuk," ucap Gadis dengan tangan penuh buku.

RAFAEL : ANNOYING BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang