Untuk apa menjalin hubungan jika tak ada rasa percaya?
-Eflina
. Happy reading .
Setelah memaksa Rafa bermenit-menit dengan segala usahanya. Akhirnya, cowok itu mau berbicara berdua dengannya.
Ya, di sinilah mereka sekarang. Di taman markas. Memandang ke sampingnya, Eflina melihat ayunan yang dulu menjadi tempat mereka ... ah, sudahlah.
"Buruan, El," ucap Rafa.
Eflina menoleh ke samping, Rafa seolah-olah tak melihat dirinya sekarang. Sebegitu bencinya pada Eflina?
Eflina menghirup udara sebanyak-banyaknya. Bersiap bertanya, walaupun sakit. Belum berbicara, tapi dadanya sudah sesak lebih dulu. Menghembuskan nafas, Eflina menatap manik mata Rafa.
Tak disangkanya, Rafa juga menatapnya sekilas. Saat manik mata mereka bertemu, Rafa langsung memalingkan wajahnya.
"Lo mau ngomong apa?" tanya Rafa.
"Hubungan kita. Tentang kita. Lo mau gimana?" Eflina berkata serak.
Rafa terdiam beberapa saat, tak pernah menyangka Eflina akan bertanya seperti ini. Sejauh ini.
"Lo maunya gimana?" tanya Rafa balik.
Eflina menatap ke bawah, memainkan batu-batu di sekitarnya.
"Buat apa kita pacaran, tapi lo ga punya rasa percaya sama gue?"Rafa memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Menatap sekeliling. "Ya, udah. Kalo lo mau putus, ya, putus aja."
Eflina kaget. Gadis itu menatap Rafa tak percaya, dadanya semakin sesak.
"Segampang itu? Lo sebenarnya sayang ga, sih, sama gue?!""Gue sayang sama lo, tapi kalo lo jelas anak ANGKASA. Sorry, El."
Eflina memegang pergelangan tangan Rafa, air matanya luruh membasahi lehernya dengan cepat. "Gue bukan anak ANGKASA. Lo ga percaya sama gue? Bukan gue ...." Eflina menggeleng menatap sendu Rafa.
Melihat Eflina yang menangis, sekarang Rafa ikut merasa terluka. Ini semua karenanya, Rafa selalu membuat pacarnya terluka. Padahal, ia berjanji akan membuat Eflina bahagia.
"Kita ... ga putus, kan?" tanya Eflina dengan matanya yang mulai memerah.
Rafa menarik Eflina ke dalam pelukannya, membuat Eflina merasakan kehangatan di dalam isak tangisnya. Menumpahkan semua rasa sakitnya, bahkan baju Rafa ikut basah karenanya.
"Gak! Jangan putus! Lo marah sama gue aja, Raf! Gue ga mau!" ucapnya di sela tangisan.
Melepaskan pelukannya, Rafa memegangi kedua pundak Eflina. Gadis itu menatapnya sendu.
"Sorry, El. Kita ga bisa lanjutin ini."Eflina menatap ke samping. Suara tangisannya semakin kencang. Membuat Rafa ... ikut terluka.
"Lo jahat sumpah!" Eflina berjongkok lemas. Pertahanan dirinya menjadi lemah tanpa ada Rafa. Padahal, Rafa sekarang sumber kebahagiaannya, tapi dirinya malah pergi.
Rafa ikut berjongkok, memegangi tangan Eflina dan menciumnya sekilas. "El, di depan sana masih banyak cowo yang sayang sama lo."
"Gak! Kalo lo jodoh gue, pasti kita bakalan berdua lagi! Gue ga mau cowo lain. Gue mau nya lo! Paham?!" teriak Eflina dengan suaranya yang tercekat tak sanggup lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFAEL : ANNOYING BOY
Teen FictionRafa itu ibarat serigala dan Eflina adalah mangsanya. Ya, sama seperti saat pertama kali mereka bertemu. Dengan kurang ajarnya Eflina meneriakkan nyanyian yang membuat Rafa geram. Nyanyian? Seperti apa? Yang pasti itu membuat keduanya tak akur. Seri...