Yok, udah siap pisah sama Rafalina?
Komen, yuk, di tiap paragraf 😆
Bismillah, endingnya?
Ingat, ya. Gimanapun ending-nya plis, JANGAN SPOILER!✨
. Happy reading .
Sudah seminggu lebih, Eflina dan Gadis tak saling sapa. Layaknya seperti orang yang tak saling mengenal. Terkadang Eflina memerhatikan Gadis dari kejauhan, saat iris mata mereka bertabrakan Gadis menatapnya sinis lalu berpaling muka. Bahkan, cewek itu juga berpindah tempat ke depan.
Ya, sudahlah. Eflina harus ikhlas. Jika mau Gadis untuk tidak berteman lagi dengannya Eflina bisa apa?
"Lin, lo kenapa sama Gadis?" tanya Erik kuat-kuat hingga seisi kelas mendengarnya.
Eflina melirik Gadis sekilas lalu mendudukkan dirinya. "Ga tau," jawabnya mengedikkan bahu acuh.
"Biasanya best friend forever lo berdua." Erik terkekeh.
Eflina menghela nafas tersenyum sombong.
"Ya, udahlah, ya. Sama gue mah gampang. Ga minta dijauhi ga minta dideketin juga. Mau sahabatan, ayo. Mau musuhan juga ayo." Eflina memiringkan senyumnya.
Gadis mencebikkan bibir.
Lala datang dan duduk mendekat pada Eflina. "Ada masalah apa sih?"
Eflina menatap sinis cewek itu. Sejak kapan mereka dekat hingga Lala bisa bertanya begini?
"Kepo lo!" jawab Eflina berjalan pergi.
*********
Bryan memainkan gitarnya sembari menyalakan lagu di YouTube berjudul 'That should be me', yang dinyanyikan oleh Justin Bieber. Tak peduli suaranya bagus atau tidak, cowok itu tetap bernyanyi menumpahkan isi hatinya dalam lagu tersebut.
Angin berhembus kencang pagi ini seperti menyuruhnya untuk tidak menyanyikan lagu itu. Seakan berkata, 'hush-hush, suaramu jelek!'
"That should be me, holding your hand. That should be me, making your laugh. That should be me, this so sad. That should be me ... that should be me ...."
"Pfttt."
Bryan berhenti bernyanyi. Menemukan Bintang yang tampak mengejeknya.
Bintang mengubah posisi menjadi duduk menatap lucu Bryan.
"Sebenernya lirik lagunya sedih, tapi pas denger suara lo ... ternyata lebih menyedihkan, ya?" ejeknya terkekeh.Sialan nih bocah!
Bryan memandang geram Bintang."Mulut gue kaku njir," gumam Bintang pelan. Mungkin ini efek belum menghujat orang hari ini.
Tapi meskipun begitu, cowok itu tetap lanjut membaca bukunya dan kembali menselonjorkan kakinya.
Rafa memainkan ponselnya, menatap Bryan sebentar yang memasang raut marahnya pada Bintang. Rafa terkekeh melihat ekspresi cowok itu.
"Mendingan lo belajar."
Rafa menoleh ke samping. Menemukan Bintang dengan buku di atas kepalanya. Ya, meskipun keduanya sering bertengkar namun persahabatan dua orang ini memang tak perlu diragukan lagi.
Rafa hanya diam fokus kembali ke ponselnya, sibuk bermain game.
"Kita udah mau kelulusan. Ga lucu kalo lo semua bego, gue sendiri yang pinter." Bintang menasehati sekaligus menghina Rafa dan Bryan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFAEL : ANNOYING BOY
Teen FictionRafa itu ibarat serigala dan Eflina adalah mangsanya. Ya, sama seperti saat pertama kali mereka bertemu. Dengan kurang ajarnya Eflina meneriakkan nyanyian yang membuat Rafa geram. Nyanyian? Seperti apa? Yang pasti itu membuat keduanya tak akur. Seri...