32|Pengakuan

5.4K 661 91
                                    

Diliat dari sedotan, kamu kea jodoh aku, ya, xixixi 🌻
/Plak

Diliat dari sedotan, kamu kea jodoh aku, ya, xixixi 🌻/Plak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

. Happy reading .

Rania tertunduk sambil meremas gaunnya. Gadis itu membuat Eflina bingung bukan main.

"Lo kenapa?" tanya Eflina sambil memegangi tangan Rania, Eflina kaget ternyata tangan gadis itu bergetar hebat bukan main.

Rania menatap Eflina dan menggeleng. "Gue cuma minta maaf udah deketin Rafa, gue tau lo cemburu, tapi gue mau ngabisin waktu sama sahabat gue, sorry."

Eflina menatap Rania tak percaya.
"Cuma itu? Bukannya lo ngga setuju gue sama Rafa? Kenapa minta maaf?"

"Lo tau? Waktu gue mau maafin Bintang, gue ngasih syarat ke dia supaya fokus ke gue selama gue di sini. Gue dulu ... ngerasa lo ga cocok sama Rafa, ternyata setelah gue liat-liat lagi kayaknya Rafa suka sama lo. Walaupun dia ga jujur ke gue," jelas Rania tersenyum.

Eflina menatap ke arah lain.
"Gila lo! Ya, ga mungkinlah," jawab Eflina cepat.

Rania menggeleng lucu.
"Ini yang buat gue semakin seneng manas-manasin lo. Lo sama dia gengsian ngakuin kalo kalian jatuh cinta. Ya, gue sengajain aja biar lo cemburu."

Eflina menghembuskan nafasnya kesal. "Cuma mau ngomong itu aja? Yakin gada yang lain? Gue rasa ada hal yang lebih penting yang mau lo omongin," ucap Eflina penasaran.

Rania menggigit bibir bawahnya. Gadis itu bangkit kesusahan karena gaunnya. "Itu aja," ucapnya lalu berjalan dari sana.

Eflina memandangi kepergian Rania.

Langkah Rania terhenti, gadis itu berbalik badan. "Kalo cinta bilang aja. Jan gengsian, sampe kapanpun lo ga bakalan tau gimana rasa Rafa ke lo kalau lo ga mastiin sendiri." Rania tersenyum lalu benar-benar pergi.

Eflina jadi bingung sendiri. Masalahnya, Rafa itu wajahnya datar jika laki-laki lain pasti Eflina akan mudah mengetahui perasaan mereka. Kalau Rafa? Apa yang mau dilihat? Wajahnya selalu datar, nada bicaranya selalu ketus.

Eflina mengacak-acak rambutnya. Bingung sendiri.

Ada satu hal yang Eflina lupakan, perhatian Rafa. Andai ia sadar.

"Ada kuntilanak."

Eflina berhenti mengacak-acak rambutnya. Suara ini suara yang berhasil membuat dirinya menangis bak orang gila! Gadis itu berbalik badan dan menemukan Rafa yang berdiri dengan bersedekap dada.

RAFAEL : ANNOYING BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang