. Happy reading .
Sesekali boleh dong komen di tiap paragraf, hehe.
Semua murid berhamburan keluar kelas. Menuju tempat yang mereka mau. Pulang sekolah, benar-benar sudah mereka tunggu sedari tadi begitupun Eflina. Gadis itu langsung memasukkan bukunya ke dalam tas.
"Duluan, ya," ucap Gadis segera keluar dari kelas. Eflina mengangguk.
Setelah memasukkan bukunya, Eflina langsung keluar dari kelas. Gadis itu tampak riang menenteng tas-nya mengingat tadi ia di perpustakaan bersama Rafa. Hm, mood Eflina sedang baik sekarang.
Semudah itu bahagia ketika kau jatuh cinta. Dan ... mudah juga untuk kau terluka.
"Hey, Eflina."
Eflina memutar bola matanya malas. Lagi dan lagi, Bryan menghampirinya di depan kelas. Eflina berjalan diikuti Bryan di belakangnya.
"Mau ngapain, Bry?!"
"Pulang bareng gue, yuk."
"Gak!"
"Lin, mau, ya?" tanya Bryan menyamakan langkah mereka sambil nyengir.
"Gak. Males."
"Daripada lo naik angkot mendingan lo naik mobil gue. Dingin, gratis lagi. Kalo di angkot panas lo harus sempit-sempitan sama yang lain," ucap Bryan.
Eflina tampak berpikir. Benar juga.
"Yuk," ucap Eflina.Selagi gratis, mari kita sikat.
Bryan tersenyum senang.
"Silahkan naik tuan putri," ucap Bryan membuka pintu mobil saat mereka sampai di depan mobil Bryan yang sudah terparkir rapi.
Eflina mengangguk malas. "Makasih, tuan Bryan," balas Eflina datar.
Setelah menutup pintu, Bryan segera masuk ke dalam mobilnya. Memasang seat belt dengan segera.
Bryan menghela nafasnya ketika Rafa berdiri di depan mobil mereka.
"Ini si Bos kaga terima banget, ya, bini-nya gue bawa," ucap Bryan. Bryan segera keluar dari mobil disusul oleh Eflina yang ikutan.
"Ngapain lo di depan mobil Bryan?" tanya Eflina kepo. Berharap Rafa mengajaknya pulang bersama.
Dasar tukang halu!"Gue cuma mau bilang sama Bryan. Jan langsung pulang, lo harus ke markas dulu," ucap Rafa menatap Bryan.
Bryan menatap Rafa penuh curiga.
"Yakin cuma itu aja?" Bryan menaikkan alisnya.Rafa mengangguk lalu segera pergi dari sana. Jujur, Rafa tidak terima Eflina pulang bersama Bryan.
"Lin, sorry, ya, mobil gue kayaknya rusak deh." Bryan menggaruk tengkuknya. Mencari alasan.
Eflina menekuk wajahnya.
"Gimana, sih, lo. Ya udahlah gue jalan aja," ucap Eflina kesal."Gimana kalo lo balik sama Bos Rafa aja?" tawar Bryan.
"Nggak, ah. Males," tolak Eflina berpura-pura tidak mau.
"Tenang aja. Gue bantuin lo." Bryan menaikkan alisnya. Lalu segera pergi dari sana menuju mobil Rafa.
Entah apa yang mereka bicarakan, Eflina hanya menatap penuh kepo. Sampai Bryan kembali mendekat.
"Aman, udah sono naik," ucap Bryan menunjuk mobil Rafa dengan dagunya."Kok? Gak, gue ga mau."
"Bilang aja sebenarnya lo seneng, kan, balik sama Rafa? Udahlah gue paham kok. Buruan sono!" ucap Bryan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFAEL : ANNOYING BOY
Teen FictionRafa itu ibarat serigala dan Eflina adalah mangsanya. Ya, sama seperti saat pertama kali mereka bertemu. Dengan kurang ajarnya Eflina meneriakkan nyanyian yang membuat Rafa geram. Nyanyian? Seperti apa? Yang pasti itu membuat keduanya tak akur. Seri...