21|Rafa cemburu?

6.1K 748 106
                                    

Eflina berbaring di kasurnya sambil memeluk bantal guling dan menampar pipinya berulang kali. Gadis itu berharap kemarin itu hanya mimpi, tapi sialnya itu kenyataan.

Ingin rasanya Eflina menepis jauh-jauh otaknya yang terus memikirkan kejadian kemarin, tapi tidak bisa.

"Argh! Apaan sih gue?!"

Kesal. Eflina meninju bantal guling. Gadis itu senyam-senyum sendiri sedetik kemudian.

Eflina merubah posisinya, menyandarkan tubuhnya pada dinding kamar. Mulai halu lagi.

"Coba aja, Bryan ga datang kemarin. Gue bakalan ... argh! Eflina sadar!" Eflina memukul lagi bantal guling.

Pintu terbuka, Efan datang dengan kemeja putih bermotif garis-garis dan celana jeans-nya. Di kepalanya ia memakai topi hitam bertulis EFAN.
Anak itu kelihatan tampan.

"Kakak kenapa? Mikirin Bang Rafa, ya?" tanya Efan tetap berdiri di ambang pintu.

"Sembarangan lo kalo ngomong!" elak Eflina. Eflina bangkit menatap dari atas sampai bawah pakaian adiknya.

"Ganteng, kan, kayak Bang Rafa?" Efan tersenyum sombong.
Eflina menggeleng. Sekarang Efan selalu membahas Rafa. Kayak Eflina dong ga pernah mikirin Rafa, ehm.

"Mau ke mana lo cakep bener?"

Efan menatap kesal Eflina.
"Ke gereja, lah!" ucap Efan.

Eflina memukul kepalanya. Lupa kalau ini hari Minggu. Buru-buru ia mengambil handuk yang disampirkan di pintu dan segera ke kamar mandi.

"Makanya jangan Bang Rafa terus yang dipikirin! Dasar!" teriak Efan.

******

Dua hari berlalu setelah kejadian waktu itu, selama libur sekolah Eflina terus memikirkan Rafa lagi dan lagi. Eflina selalu menatap Rafa dari jauh, tapi berdekatan Eflina malah bersembunyi berusaha menghindar. Malu katanya.

Seperti sekarang ini, Eflina menghentikan langkahnya masuk menuju kantin kala anak ANDERS sedang menyantap makanan mereka.

Eflina ragu dan ... malu.

Eflina menggeleng. Ia sangat lapar jika tidak ke kantin bisa-bisa cacing di dalam perutnya demo berjamaah.

"Gue malu sih, tapi gue laper. Gimana dong?" Eflina mengacak rambutnya frustasi. Padahal ini tinggal beberapa langkah lagi dia bisa memesan makanan. Anak lain bergidik ngeri melihat Eflina yang seperti gorila.

Perut Eflina berbunyi, sial! Ia harus maju. Gadis itu memilih menatap ke arah anak lain saat melewati meja ANDERS.

"Eflina."

Sial! Itu Bryan. Semoga mulutnya tidak bocor ke manapun.

"Duh, kayak ada yang manggil, tapi gada wujudnya," ucap Eflina pura-pura mencari di mana sosok Bryan.

"Muah, muah, muah," ucap Bryan mengejek. "Malvin mau gue cium ga?"

Pipi Eflina memerah. Bryan benar-benar meledek dirinya sekarang. Eflina menatap Rafa sebentar, Rafa hanya diam seolah tak terjadi apapun. Wajahnya tetap datar.

Malvin menggeleng tak paham. Berarti mulut Bryan belum bocor ke ANDERS.

"Emuaaah!" ejek Bryan lagi. Cowok itu tertawa keras-keras.

RAFAEL : ANNOYING BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang