Song : mood - 24kgoldn & iann Dior
. Happy reading .
"AHAHAHA." Bintang tertawa keras-keras membuat ANDERS ngeri. Pasalnya, cowok itu tersenyum saja jarang apalagi tertawa. Gila.
Tadinya anak ANDERS yang tertawa diam-diam meledek Rafa, tapi sekarang tampaknya Bintang yang paling bahagia.
"Dia abis makan buku humor jadi wajar rada-rada gitu," bisik Bryan pada Malvin. Malvin mengangguk.
Rafa menatap tajam Bintang. Harga dirinya seakan diinjak sekarang. Padahal tadi dia sudah berbaik hati menemui Eflina bahkan sampai menanyakan kabarnya, tapi lihat! Cewek itu malah menghindar.
"Ketawa sekali lagi gue pastiin buku lo hilang!" ancam Rafa menatap rak buku yang tersusun di markas.
Bintang berusaha menghentikan tawanya, tapi tetap saja cowok itu masih tertawa lagi. "Mampus!"
Doni mendekat pada Rafa.
"Emangnya kau kenapa, Bang? Rasaku semenjak Rania ngilang kelen udah ga kenapa-kenapa lagi, lah.""Urusan sama cewe emang paling ribet!" jawab Rafa tak mengerti.
"Bukan cewenya yang ribet. Lo aja yang ngga peka!" balas Malvin memainkan handphone-nya dan mulai mengirimkan pesan pada Mami-nya.
"Cewe itu butuh kepastian, Bos. Masa lo baperin dia tanpa ada hubungan apa-apa." Bryan ikut-ikutan.
"Kalo kau kek gitu berarti sama aja kek Bryan, Malvin," sindir Doni sambil mengambil snack di atas meja.
Malvin meletakkan handphone-nya.
"Kita mah beda lagi, ya, ga, Bry?""Hooh! Bener bat!" Bryan mengangguk setuju.
Bintang memasukkan semua bukunya dan mengambil tas sekolahnya. Sebelum itu menatap Rafa. "Gimana rasanya dijauhin sama orang yang lo sayang? Sama gue juga kek gitu rasanya!" ucap Bintang lalu pergi dari sana.
Rafa mengambil gelas kaca yang terletak di meja lalu melemparnya pada Bintang. Untung Bintang mengelak. Ia mendekat pada jendela dan mengeluarkan jari tengahnya untuk Rafa.
"Argh!" Rafa menendang kuat sofa di sampingnya.
"Sabar, Bos sabar," ucap Bryan terkekeh dengan Malvin.
"Gue gatau mau dia apa. Gue deket sama Rania dia nangis, sekarang gue deketin dia, dia malah menjauh. Gue ga ngerti, Bry," adu Rafa.
"Lo gada salah apa gitu sama dia?"
"Gak," jawab Rafa santai.
Nggak pala lo bulet! batin Bryan dan Malvin geram.
"Iyain, Bang. Gada salah apanya? Rasaku kau terus gitu ngapain dia," jawab Doni menggigit snack-nya.
Rafa hanya diam, selanjutnya ia memilih menyalakan PlayStation lima miliknya dan memainkannya dengan perasaan penuh emosi. ANDERS hanya geleng-geleng kepala.
"Lo ngomong sono sama dia. Gue ga berani," ucap Malvin memegangi pundak Doni.
"Aku gak pande kalok soal cinta-cintaan kelen lah. Kelen, kan, senior!" ledek Doni.
Bryan bangkit duduk di sebelah Rafa. Anak ANDERS memilih keluar membiarkan keduanya berbicara. Bryan menatap takut Rafa, pasalnya salah bicara bisa-bisa ia tidak ditraktir makan lagi. Mana mau Bryan!
"Bos, nih, ya, sekedar saran ...."
Rafa mengalihkan pandangannya pada Bryan. Bryan meneguk ludahnya. Mati gue, tolong, Bun!
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFAEL : ANNOYING BOY
JugendliteraturRafa itu ibarat serigala dan Eflina adalah mangsanya. Ya, sama seperti saat pertama kali mereka bertemu. Dengan kurang ajarnya Eflina meneriakkan nyanyian yang membuat Rafa geram. Nyanyian? Seperti apa? Yang pasti itu membuat keduanya tak akur. Seri...