Rafa itu ibarat serigala dan Eflina adalah mangsanya. Ya, sama seperti saat pertama kali mereka bertemu. Dengan kurang ajarnya Eflina meneriakkan nyanyian yang membuat Rafa geram.
Nyanyian? Seperti apa? Yang pasti itu membuat keduanya tak akur. Seri...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.Happy reading.
"Nanti malam jan telat! Awas ae lo!"
"Hm!" balas Eflina malas.
"GUE SERIUS, LINA!"
Eflina menjauhkan handphone-nya, telinganya mau pecah saja rasanya. "Iya-iya, gue ga telat, kok!"
"Niat kerja, kan? Jan buat gue pusing!"
"Ya, niatlah! Di sana juga ada cogan, kan? Semangat bat gue ini!" seru Eflina.
"Kampret nih bocah! Giliran cogan ae semangat."
"Udah dulu. Gue mau masak. Bye, bebeb! Emuaaah."
"Jijik!"
Eflina tertawa dan menutup sambungan teleponnya. Tadi itu Tiara- teman kerja Eflina-nasib mereka sama, hanya saja orang tua Tiara masih lengkap berbeda dengan Lina.
Ting ....
Handphone Eflina berdering dengan segera Eflina membukanya dan menampilkan sebuah pesan di sana.
Wali kelas Efan : Pagi Eflina. Maaf, mengganggu. Kamu sibuk?
pagi juga buk. Nggak kok, buk. Efan buat masalah ya buk?
Wali kelas Efan : Bukan. Justru ibuk bangga sama dia
Ouh, iya Kenapa ya buk?
Wali kelas Efan : Efan murid berprestasi. Tapi gini, nak 😅
Iya, buk. Kenapa?
Wali kelas Efan : Efan belum bayar uang sekolah. Udah nunggak 3 bln.
Eflina menepuk jidatnya, bagaimana bisa ia lupa. Astaga!
Eflina membuang nafasnya pasrah. Uangnya sudah menipis, bulan ini Eflina memang banyak kebutuhan. Eflina memijat pelipisnya pelan. Dan memandangi seisi rumahnya yang sepi. Efan mungkin sedang keluar. Seketika Eflina merindukan semuanya.
