24

3.9K 302 22
                                    


Kondisi yang benar-benar canggung tengah menyelimuti mereka. Kedatangan Raka dan Difa justru membuat semuanya terdiam. Bukan karena Raka melainkan penampilan Difa.

Difa tengah menyamar. Tepatnya berpenampilan tertutup. Masker menutupi mulutnya, kacamata hitam dan syal yang melilit di lehernya.

"Bisa kita mulai? Maaf saya tidak tepat waktu datang ke sini. Ada kejadian yang tidak terduga saat di perjalanan" Raka mengawali pembicaraan.

Arsha yang tidak berhenti menatap Difa merasa aneh dengan penampilan perempuan yang ada di samping Raka.

Raka tahu jika ini berlebihan tetapi tidak ada cara lain untuk menutupi identitas Difa. Alex (ayahnya Arsha) pun terlihat sedikit risih dengan penampilan Difa.

"Ehm, ini sekretaris saya"

"Oh ini sekretarisnya. Tapi kenapa penampilannya seperti ini?" Tanya Arsha.

Ingin sekali Difa memukul bibir Arsha menggunakan adukan semen. Tangan Difa yang mengepal kuat di atas roknya pun terlihat oleh Raka. Raka tahu jika kondisi ini memang diluar kendalinya.

"Kenapa pakai syal?" Tanya Alex.

"Dia lagi sakit"

Alex hanya mengangguk kecil. Difa merasa risih dengan Arsha yang tidak henti-hentinya memperhatikan dirinya.

Tiba-tiba makanan tersaji di meja. Arsha dan Alex menyambutnya dengan senang.

"Bisa kita mulai?" Tanya Raka yang kedua kali.

"Kita makan dulu ya. Bawa santai aja. Masih banyak waktu. Silahkan dimakan keburu dingin" kata Arsha.

"Dingin kayak otak lo oncom!" Difa tidak sabar menampar wajah Arsha menggunakan botol kaca.

Raka tidak suka dengan kondisi ini. Selalu menunda-nunda pekerjaan penting. Banyak waktu yang terbuang hari ini. Pekerjaan Raka tidak sedikit Alex dan anaknya. Pertemuan-pertemuan penting bisa terlewati jika suasana seperti ini terus berlanjut.

"Tapi saya ada urusan di luar. Iya kan?" Raka menyenggol lengan Difa.

"Iya" bukan hanya penampilan yang berubah, suara Difa pun berubah. Sedikit besar dan juga datar.

Raka yang mendengar suara Difa terkejut.

"Ini cuma sebentar ko. Makan dulu lalu saya akan transfer uang ke rekening perusahaan Anda" jawab Alex.

"Saya lagi diet"

Difa yang mendengar kata diet membuatnya ingin tertawa. Sejak kapan seorang Raka melakukan diet.

"Diet?" Arsha seolah tidak percaya.

"Iya. Saya tidak menyantap makanan berlemak dan berminyak seperti ini. Tidak sehat untuk kesehatan saya"

Lagi-lagi Difa ingin tertawa. Jawaban Raka seperti seorang dokter.

"Kamu makan dulu. Siapa namanya?" Alex bertanya.

"Ika" dengan cepat Raka menjawabnya.

"Ika? Nggak sekalian pake N jadi ikan?"  Difa memutar bola matanya.

"Oh Ika. Buka dulu maskernya, emang nggak sesak nafas?" Sambung Arsha.

"Dia lagi jerawatan jadi lebih baik memakai masker daripada menganggu kalian makan"

Difa langsung menoleh ke arah Raka memberikan tatapan tajam. Sejak kapan wajahnya jerawatan. Minta di tampol pake sandal jepit nih orang.

"Yaudah lebih baik pakai masker. Terus kacamatanya bisa dibuka? Lagian kita ada di dalam"

Siap Boss!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang