5

5.8K 420 7
                                    


Difa menatap penampilannya di depan cermin sembari menampilkan senyumannya. Dengan memakai celana bahan hitam, kaos putih polos dibaluti dengan blazer biru.

"Semoga di interview sama cowo yang kemarin" harapan Difa terlalu besar. Berusaha menampilkan yang terbaik. Dari mulai berlatih senyum serta memberikan hormat.

"DIFAAA, BIMBIM UDAH ADA DI DEPAN" Niken berteriak yang langsung membuat Difa keluar dari kamar.

Aldrin terpukau dengan penampilan Difa yang berpakaian rapi dan tertutup. Menatapnya dari atas sampai bawah lalu di lanjuti dengan kedua alisnya yang terangkat.

"Kenapa? Ada masalah sama penampilan kakak?" Tanya Difa melihat penampilannya sendiri.

"Tumben tertutup" jawab Aldrin.

"Ya iyalah, Al. Ka Difa kan mau interview. Masa pakaiannya mau serba mini" sela Niken yang tetap pokus dengan jahitannya.

"Tuh denger kata Ibu" Difa memberikan ekspresi jengkel terhadap Aldrin.

"Udah sana belajar lagi, katanya mau masuk sekolah favorit" lanjut Difa.

Aldrin melenggang pergi ke kamar "Pulang bawa oleh-oleh"

"Dih, emang kakak mau jalan-jalan"

Niken hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan adik kakak itu. Difa berjalan ke arah Niken untuk meminta doa serta dukungan.

"Bu, doain Difa yah. Semoga Difa lolos interviewnya dan bisa kerja disana. Walaupun Difa cuma jadi satpam tapi kerjaannya insyaallah halal dan bisa membiayai kebutuhan rumah"

Niken mengusap rambut Difa dengan penuh kasih sayang "Ibu akan selalu doakan kamu agar kamu sukses. Maafin Ibu yah, Ibu nggak bisa kuliah in kamu"

"Ibu nggak usah minta maaf. Difa yang seharusnya minta maaf karena selama ini Difa selalu buat Ibu banting tulang buat bayar sekolah Difa. Dan sekarang, izinkan Difa untuk membalas semuanya. Kalau ada rezeki, Difa akan kuliah ko. Jadi, Ibu nggak usah khawatir. Kalau Difa udah kerja, Ibu istirahat aja. Difa nggak mau Ibu sakit"

"Ibu akan tetap kerja, lagian kerjaan Ibu sedikit ko, di rumah juga kerjanya. Mending kamu cepet samperin Bimbim. Dia udah nunggu kamu tuh"

Difa mengangguk dan meraih tangan Niken lalu mencium punggung tangannya "Assalamualaikum"

"Waalaikumussalam. SEMANGAT!"

"YA, SEMANGAT"

Niken dan Difa sama-sama tersenyum.

"Difa pergi dulu"

"Iya"

Difa melihat Bimbim yang berpakaian sama seperti kemarin.

"Lo nggak ganti baju, Bim?" Tanya Difa asal ceplos.

"Tenang aja, Fa. Gue punya banyak pakaian model ginian" jawab Bimbim dengan memberikan helm kepada Difa.

Difa mengambilnya lalu memakai helm sambil naik ke atas motor "Oke oke, gue percaya. Berangkat bang!"

"Emang gue tukang ojek"

Difa hanya tertawa. Suara klakson motor di bunyikan pertanda jika mereka akan berangkat. Niken membalasnya dengan senyuman.

---

Bimbim dan Difa kembali bertemu dengan satpam yang kemarin. Mereka langsung menyuruh Bimbim dan Difa masuk. Saat Difa melepaskan helm, tiba-tiba Izi datang dengan pakaian yang buat Difa meleleh. Kemeja hitam. Yuna tidak kuasa melihat laki-laki berpakaian seperti itu.

Difa langsung gugup saat Izi mendekat.

"Selamat pagi" sapa Izi dengan menebarkan senyuman.

"Pagi, Pak" jawab Bimbim.

Siap Boss!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang