35

4.9K 223 20
                                    


Pagi hari yang mendung, satu persatu karyawan datang ke kantor. Tetapi, Bimbim belum melihat Difa dan Raka.

"Bim, lu tau hubungan Pak Raka sama Difa?" Satpam satu menepuk pundak Bimbim.

"Hubungan?"

"Iya, rumor-rumor nya sih mereka mau menikah"

"Menikah?"

"Iya, masa lu ga tau sih"

Bimbim hanya mengangguk-angguk sambil tersenyum kecil mengucapkan kata menikah tanpa suara.

Raka sudah berada di ruangannya sendiri menunggu kedatangan Difa. Bibirnya tersenyum saat melihat potonya bersama Difa. Tidak disangka ternyata pertemuan itu bisa sampai sejauh ini. Sebentar lagi mereka akan segera menikah. Mereka berharap semoga kebahagiaan selalu ada bersamanya.

Raka berusaha melupakan kenangan masalalu yang tidak diketahui oleh siapapun. Dia juga sudah melupakan hal itu. Lagi pula kenangan itu adalah kenangan yang sangat buruk baginya.

Tok tok tok

Ketukan pintu menyadarkannya. Saat menoleh ternyata itu Difa yang tengah tersenyum sembari menunjukkan bekal. Difa membawakan sarapan pagi untuk calon suaminya.

"Selamat pagi" sapa Difa ceria.

"Pagi" Raka menghampirinya lalu memeluknya erat.

"Ehm!" Izi melihatnya karena pintu belum di tutup.

"Pintu di tutup dulu" kata Izi lalu dengan baik hati menutup pintunya.

Raka menyuruh Difa untuk duduk di sofa bersamanya. Difa lalu membukakan masakan yang dia bawa. Ternyata itu adalah nasi goreng dengan toping sosis yang sudah terlihat berantakan.

"Aku buatin nasi goreng spesial walaupun berantakan soalnya tadi ada insiden di jalan" ucap Difa.

"Dimasakin aja udah bersyukur. Dari baunya sih enak"

"Mau aku suapin?"

Raka mengangguk dan membuka mulutnya untuk menerima suapan nasi goreng itu.

"Aaaaa" Difa memperlakukan Raka seperti anak kecil.

Izi yang masih menyaksikan itu lewat jendela malah merasa geli. Entah setan apa yang merasuki tubuh meraka berdua. Daripada menyaksikan kejadian menggelikan itu, Izi berjalan menuju meja Ziva.

"Hari ini jadikan fitting baju?" Tanya Difa.

"Iya jadi dong"

"Masakan kamu emang ngga pernah gagal" puji Raka.

"Kalau nasi goreng sih gampang banget" Difa membalasnya dengan menyombongkan diri.

Raka mengelus rambut Difa yang tergerai indah.

"Kamu cantik banget" lagi-lagi Raka memujinya.

Difa menyipitkan matanya, Raka pasti sedang ada maunya.

"Pasti kamu ada maunya kan? Daritadi muji aku terus"

Raka menggelengkan kepalanya "Nggak, aku lagi seneng aja hari ini" tangannya terus memainkan rambut Difa.

"Seneng kenapa?"

"Hari ini kita bakalan fitting baju dan sebentar lagi kita akan jadi suami istri" Raka terus memainkan rambut Difa.

"Iihhh jangan mainin rambut aku terus dong, nanti rusak" protes Difa berusaha menyingkirkan tangan Raka dari rambutnya.

"Lembut banget sih rambut kamu"

Siap Boss!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang