22

4.2K 316 17
                                    


Saat berada di kantor, Difa memilih menikmati keindahan kota di rooftop. Toh semua pekerjaannya sudah selesai. Kini, dia tengah menikmati angin sore dengan senja yang perlahan terlihat.

Angin sepoi-sepoi membuat rambut Difa berterbangan kecil. Menyeruput kopi sendiri tanpa teman.

Suara langkah kaki terdengar samar-samar. Difa menoleh ke belakang dan melihat Raka disana.

"Kamu ngapain lagi kesini?" Tanya Raka sembari memasukan tangannya ke dalam saku celana.

"Saya lagi galau, Pak" jawab Difa.

"Kenapa?"

"Mm ada deh"

Difa melihat Raka "Bapak ngapain kesini?"

"Saya bosan di ruangan" jawabnya sambil mengambil secangkir kopi dari tangan Difa.

"Saya lebih bosan liat muka bapak" gerutu Difa.

Tanpa berpikir dua kali, Raka malah menyeruput kopi tersebut. Kopi bekas Difa. Artinya apa? Difa ingin merebutnya kembali namun kopi tersebut tetap di pegang oleh Raka.

"Pak it-"

"Besok kita ketemu investor yang ingin bekerjasama dengan perusahaan kita" Raka memotong perkataan Difa.

"Siapa?"

"Pakai baju yang sopan. Investor ini masih muda, satu tahun lebih tua dari kamu"

"Hubungannya apa? Saya selalu pakai pakaian yang sopan. Bapak aja selalu berpikiran yang nggak nggak" tanpa dilebih-lebihkan, Difa berkata dengan jujur.

"Pokoknya kamu ikut dengan saya. Semua urusan disana biar saya yang atur. Kamu cukup temani saya" jelas Raka.

"Iya"

"Saya akan jemput kamu besok"

"Saya kan punya mobil"

"Turuti apa yang saya perintahkan"

"Iya, Pak. Terus bapak ngapain minum kopi saya?"

Raka baru menyadari bahwa kopi yang dia minum milik Difa. Raka mengerjapkan matanya sembari melihat cangkir kopi yang dia pegang.

"Maaf, nih saya balikin" Raka memang manusia yang tidak tahu diri. Mengembalikan sesuatu setelah dia meminumnya.

Difa menerima kopi itu dengan wajah yang datar.

"Buat bapak aja nih, tanggung" Difa memberikannya lagi kepada Raka.

Raka langsung menaruhnya ke bawah. Daripada dia harus memegangnya.

"Oiya, besok kamu dan keluarga kamu akan menempati rumah baru. Tepatnya rumah yang kantor kasih untuk pegawainya. Jika kamu bertahan dalam waktu 5 tahun, maka rumah itu jadi milik kamu tanpa terkecuali"

"Beneran, Pak?"

"Kamu nggak percaya?"

"Percaya"

"Yaudah jangan nanya lagi"

Difa hanya bisa mengangguk-angguk sambil tersenyum kecil. Ternyata Raka baik juga. Tepatnya perusahaan yang baik.

"Keluarga kamu akan di jemput oleh sopir kantor jadi beresin barang yang penting. Jangan buat sopir kantor nunggu lama"

"Jangan bawa peralatan rumah. Disana udah lengkap. Tinggal isi" Raka tidak berhenti berbicara sedari tadi.

"Iya pak iya"

Mereka kembali terdiam. Hanya terdengar sayup-sayup suara angin.

----

Siap Boss!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang