23

4K 286 10
                                    


Difa tidak bisa memilih satu baju saja. Perkataan Raka membuatnya bingung bukan kepalang. Padahal pakaian untuk ke kantor banyak tetapi Difa tidak bisa memilih pakaian sembarangan.

Jika asal maka dia juga yang kena semprot. Berkali-kali Difa berganti pakaian lalu melihatnya lewat cermin.

"Ini kayaknya terlalu lebay deh" kata Difa seraya melihat badannya di cermin.

Tidak terasa jika sudah lima pakaian yang sudah Difa coba. Bahkan, ini pakaian yang ke 6 yang dia coba namun pakaian ini membuatnya seperti ibu-ibu arisan.

Difa melihat jam, betapa terkejutnya Difa saat melihat jarum jam menunjukkan pukul 07:45

Tok tok tok

Ketukan pintu kamar terdengar. Ternyata Niken disana. Niken masuk langsung dikejutkan dengan pakaian yang sudah berserakan di lantai.

"Ini ada apa, Fa?" Tanya Niken.

"Gimana penampilan Difa? Pasti kayak ibu-ibu arisan kan? Difa nggak tahu harus pakai baju apa" Difa duduk di tepi tempat tidur sambil mengeluh.

Niken tersenyum simpul "Emang kamu mau kemana? Ini kan pakaian yang cocok buat ke kantor. Masih sopan ko" Niken mengusap pundak Difa.

"Tapi ini bener-bener nggak cocok sama Difa. Ini terlalu dewasa"

"Kamu itu sekarang udah jadi sekretaris bos. Kerja di kantor. Ini pakaian bagus. Cuma"

"Cuma apa?"

Niken mengajak Difa untuk duduk menghadap cermin. Niken terdiam sejenak. Dirinya melihat rambut Difa yang di ikat. Tangan Niken meraih ikat rambut Difa lalu membukanya.

Difa hanya terdiam menantikan hasilnya. Dirinya tengah di make over oleh ibunya sendiri. Entah seperti apa hasilnya. Difa selalu percaya.

"Al udah berangkat kan?" Difa memainkan ikat rambut yang tidak terpakai lagi.

"Udah, tadi dia bareng sama Bimbim. Bimbim yang ajak Al. Katanya ini terakhir dia anter Al" jawaban Niken membuat Difa menghentikan tangannya yang berkutat dengan ikat rambut.

"Ko terakhir? Maksudnya apa, Bu?"

"Soalnya kita mau pindah ke tempat lain jadi Bimbim nggak bisa main lagi sama Al. Gitu sih katanya"

"Ko gitu? Bimbim kan udah kita anggap keluarga. Jadi kapanpun itu, dia bisa main ke rumah baru kita"

"Ibu juga nggak ngerti, Fa"

"Udah, selesai" Niken berhasil membuat Difa terperangah melihat rambutnya yang di bentuk simpel namun manis.

Rambut yang di kuncir samping. Model rambut ini sangat mudah untuk dilakukan, caranya sama dengan menguncir kuda, tapi posisinya disamping (bawah telinga biasanya). Tak perlu banyak waktu untuk menatanya. Selain itu, kesan yang ditampilkan pun cukup bagus, yaitu feminin dan manis. Gaya ini cocok untuk Difa karena rambutnya yang lurus dan panjang.

"Ini nggak berlebihan kan, Bu?" Tanya Difa.

"Nggak dong. Kamu harus berpenampilan baru setiap pergi ke kantor supaya yang lihat kamu nggak bosen" ucapan Niken membuat Difa melengos mengambil tas selempang.

Difa memutar badannya menunjukkan penampilan manisnya kepada Niken.

"Anak ibu emang cantik dan manis udah kayak gula" puji Niken.

"Berlebihan tahu, Bu. Yaudah deh, Difa mau berangkat kerja dulu. Babay, muah" dengan mencium pipi Niken lalu pergi ke mobilnya di depan.

Flared Skirt adalah gaya yang Difa pakai untuk saat ini. Difa yang terlihat feminim dan cantik. Flared skirt memang tak pernah salah. Untuk tampilan yang lebih santai dan cerah, Difa memakai rok berwarna merah dipadukan dengan kemeja denim.

Siap Boss!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang