7

5.5K 376 11
                                    


Difa bersusah payah untuk menuju ke kantor. Tidak ada ojek atau pun angkutan umum. Difa sengaja berangkat jam 5 pagi guna membuktikan jika dirinya disiplin. Dengan memakai traning dan kaos panjang serta rambutnya di ikat. Difa akan mengganti pakaiannya di kantor. Agar badannya tidak bau akibat keringat.

Alhasil, Difa berjalan dari rumah sampai kantor. Sekitar 30 menit Difa berjalan membuat kakinya terasa pegal. Itung-itung olahraga pagi.

Kantor jelas masih sepi, Difa hanya melihat kedua satpam yang tengah jaga. Difa tersenyum sambil menyapa.

"Pagi, Pak"

"Neng ngapain pagi-pagi kesini. Kantor mulai buka jam 7" kata Satpam 2.

"Saya di suruh langsung sama Pak Raka. Saya benarnya males juga sih. Dari pada saya kena marah" jawab Difa dengan memegang pagar akibat rasa lelahnya dan matanya yang sudah 10 Watt.

"Oh yaudah, cepat masuk. Semangat, Neng" ucap satpam 1.

Difa masuk dengan berjalan santai, dirinya harus segera mengganti pakaian keburu Raka datang dan protes dengan bau badannya yang bau.

Keluar dari kamar mandi dengan memakai rok selutut berwarna biru serta kemeja berwarna putih. Selepas dari kamar mandi, Difa menuju ke ruangan Raka. Saat membuka pintu, Difa melihat ke sekelilingnya masih sepi.

"Gue disini kayak orang gila" gumam Difa.

Saat masuk ruangan, Difa menaruh tasnya di meja. Difa menguap begitu saja dan duduk di sofa dengan bantalan tangannya sendiri.

"Pegel banget kaki gue. Kalau bukan karena Ibu, gue nggak akan kerja disini" Difa memijat betisnya.

"Pak Raka juga belum ada. Mending gue tidur bentar" tidak terasa Difa langsung terlelap menuju alam mimpi.

----

Tok tok tok

"Fa, bangun. Ini udah jam 6 lho"

"Fa"

"Difa"

Niken mengetuk pintu kamar Difa. Namun tidak ada jawaban apapun. Niken langsung membuka pintu dan tidak mendapati Difa disana.

"Difa kemana sih? Bukannya dia kerja sekarang" Niken melihat sebuah kertas yang tergeletak di meja rias.

Ibu, Difa ke kantor. Nanti Difa sarapan disana aja. Ibu jangan khawatir yah. Love you

Niken menatap ke atas sambil menghela nafas berat "Ibu beruntung punya anak seperti kamu, Fa. Kamu sekarang berjuang demi keluarga kita"

---

Difa terbangun dari tidurnya saat mendapati suara banyak orang di luar. Saat melihat jam di tangannya tertera pukul 7.

"Udah bangun?"

Difa terkejut dan langsung melihat ke penjuru ruangan. Ternyata, tidak di sangka Raka tengah melihatnya dengan tatapan tajam.

Difa berdiri tetapi nyawanya masih belum terkumpul, alhasil Difa lunglai.

"Eh"

Siap Boss!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang