3

6.1K 370 14
                                    


Difa bersiap-siap untuk pergi bersama Bimbim mencari pekerjaan. Dengan memakai kemeja putih dengan setelan rok hitam. Difa memakai flatshoes dengan ujung yang meruncing agar terlihat lebih profesional.

Difa mengambil persyaratan yang sudah di siapkan sebelumnya. Difa melihat jam yang melingkar di tangannya. Sudah siang.

"DIFAAAA, ADA BIMBIM DI DEPAN" teriak Niken.

"NANTIIII" Difa dengan cepat menutup pintu kamarnya dan sedikit berlari menuju pintu depan.

Difa melihat Bimbim berpakaian sama dengan dirinya. Tapi Bimbim pake celana ya!

Dengan membawa sepeda motor, Bimbim akan berjuang mencari uang banyak.

Niken tengah menjahit pakaian dan Aldrin tengah membaca buku di luar.

"Bu, Difa pamit dulu" kata Difa sambil mencium punggung tangan Niken.

"Semangat yah, jangan nangis kalo nggak keterima" ejek Niken yang langsung di angguki Difa.

"Tenang aja tante. Difa nggak bakalan nangis. Dia kan strong. Difa putus sama Arsha aja dia nggak nangis" kata Bimbim sedikit berteriak. 

"Kakak putus sama ka Arsha?" Tanya Aldrin sambil menutup buku dan terlihat terkejut.

Difa hanya menganggukkan kepalanya menandakan memang benar dirinya sudah putus.

"Ko bisa?" Tanya Niken.

"Palingan ka Difa terlalu cuek sama ka Arsha" jawab Niko.

Bimbim tertawa kecil karena puas mengejek Difa. Difa memutar bola matanya "Males ah ngomongin anak nying-nying itu"

Niken hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.

"Masalahnya pasti besar ya, Ka?"

"Apaan sih Niko. Kamu masih kecil, jangan kepo sama urusan cinta" jawab Difa dengan jutek.

"Niko sama ka Difa aja tinggian Niko. Ka Difa kali yang masih kecil" ejek Niko yang langsung membuat Difa memukul bahu nya dengan buku.

"Difa jangan kasar sama adik sendiri" kata Niken.

"Abisnya Niko tuh Bu, bikin Difa kesel"

"Mendingan kamu cepet kesana. Ini udah siang"

"Iya, Bu. Difa sama Bimbim pamit" Difa menjulurkan lidahnya ke Niko.

"Bimbim pamit ya tante. Assalamu'alaikum"

"Waalaikumussalam"

Difa langsung menaikinya motor Vespa klasik milik Bimbim. Motor keramat yang selalu mogok di tengah jalan.

"Siap, Dif?"

"Sikaat booorrr!!!" Jawab Difa yang langsung membuat Bimbim menancap gasnya.

Difa dan Bimbim menelusuri jalan raya dan membelah angin kota. Difa sebenarnya tidak tahu lokasi perusahaan. Tetapi, Bimbim mengetahui semua sudut kota ini. Termasuk hati author yang tengah patah hati ini:(

"Bim, tempatnya masih jauh?" Tanya Difa dengan suara yang tinggi.

"20 menit lagi, Fa"

Difa hanya mengangguk, ternyata tempatnya lumayan jauh. Saat memasuki jalan yang sepi dengan banyak pepohonan. Tiba-tiba motor Bimbim mengalami kendala.

"Lah lah, ko?" Difa memegang pundak Bimbim karena takut terjatuh.

Akhirnya, motor Bimbim mogok. Masih mending mogok di jalan yang ramai. Lah ini jalanan nya sepi.

Siap Boss!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang