6

5.2K 318 10
                                    


Difa dan Bimbim memutuskan untuk mengisi perutnya dengan memakan bakso di pinggir jalan. Beruntunglah Bimbim yang langsung di terima di perusahaan oleh Izi. Sedangkan Difa? Masih di gantung. Ke apa ya?

"Kapan masuk kerjanya?" Tanya Difa kepada Bimbim yang tengah asyik memasukan pentol bakso ke dalam mulutnya.

"Besok"

Difa hanya mengangguk pelan sembari mengaduk kuah bakso.

"Kita sama kan masuknya besok?" Tanya Bimbim.

"Nggak tau"

Bimbim mengerutkan keningnya dan berhenti memakan bakso karena fokus mendengar pernyataan Difa.

"Lah gimana sih?"

"Gue masih nunggu informasi dari CEO nya langsung"

"Emang siapa CEO nya? Bukannya Pak Izi?"

"Lo tahu siapa orang yang berhadapan langsung sama gue pas di ruangan tadi?"

"Siapa emang?"

"Orang yang buat baju gue kotor"

Bimbim terdiam seraya memikirkan perkataan Difa "Kapan?"

Difa memutar bola matanya sambil mendengus kesal "Cowok yang buat baju gue kotor. Pas kita mau ngasih lamaran kerja ke perusahaan itu"

"OOOHHH DIA?"

"Inget?"

"Iya iya, gue tahu orangnya. Terus lo marah-marah sama dia kan?"

"Hm"

"Wah gawat Fa. Nasib lo di pertaruhkan. Untung gue sama Pak Izi yang baik hati dan tidak sombong"

"Yayaya"

----

Pukul 16:00 Difa sudah sampai di rumahnya. Di antar oleh Bimbim. Setengah hari bersama Bimbim terkadang menyenangkan, terkadang menjengkelkan.

"Mau mampir nggak?" Tawar Difa.

"Lain kali aja. Kalau nggak ada kesibukan, nanti malem gue main ke sini" jawab Bimbim.

"Yaudah deh, makasih. Hati-hati"

Setelah Bimbim pergi, Difa masuk dengan membawa sebuah buku latihan untuk Aldrin sebagai tanda oleh-oleh. Sengaja Difa membelikan buku agar Aldrin tumbuh menjadi laki-laki pintar yang akan menguasai dunia.

"Assalamualaikum. Difa udah pulang" Difa mendaratkan bokongnya di atas kursi, dirinya sungguh lelah. Di tambah lagi Difa belum bisa di pastikan masuk kerja. Difa memijat pelipisnya untuk mengobati rasa pusing.

"Waalaikumussalam, kamu udah pulang? Gimana interview nya?" Tanya Niken antusias.

"Ya gitu deh, Bu. Tinggal nunggu hasilnya aja"

Tiba-tiba keluarlah Aldrin dari kamar keramatnya "Mana oleh-oleh nya?" Pintanya tanpa mikir dua kali.

"Tuh buku latihan"

"Kirain di beliin martabak manis" terlihat Aldrin yang kecewa.

"Nanti kalau kakak udah dapet gaji, kakak traktir kamu sepuasnya deh"

"Beneran?"

"Hm"

"Sana mandi dulu, nanti bantuin Ibu masak" titah Niken.

"Iya, Bu"

Difa masuk ke kamarnya yang tertata dengan rapi. Difa menjatuhkan badannya ke kasur untuk istirahat sejenak sebelum di hadapkan membantu ibu negara.

Siap Boss!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang