14

4.3K 311 8
                                    


Kicauan burung terdengar merdu. Matahari sudah mulai terbit. Alarm sudah berbunyi membuat kegaduhan satu rumah.

Aldrin dengan cepat memukul Difa dengan guling. Aldrin merasa terganggu oleh suara bising.

"Kakak! Bangun!"

Bugh

Aldrin mencoba membangunkan Difa. Dua guling sekaligus menghantam tubuh Difa. Difa akhirnya bangun, badannya terasa sedikit sakit. Difa melihat Aldrin yang tengah berdecak pinggang.

"Kenapa?" Difa benar-benar seperti orang linglung. Maklum, semalam dirinya bahagia. Entah kenapa.

"Liat jam. Cepet mandi!" titah Aldrin lalu pergi meninggalkan kamar Difa.

"Jadi adek malah nyuruh. Yang harusnya berkuasa itu kakak. Lah ini kebalik. Dia marah, gue yang kena" cibir Difa.

Difa mempersiapkan pakaian untuk ke kantor lalu menaruhnya di kasur. Difa harus segera mandi, bisa-bisa telat.

"DIFAAAAAA" suara menggelar bak terompet.

"ALDRIIIIIN" lagi-lagi teriakan terdengar. Bukannya lebih kecil, malah tambah besar. Terdengar histeris seperti melihat gebetan udah punya pacar. Hiks:(

Difa dan Aldrin langsung menghampiri Niken yang memanggilnya diluar dengan kekuatan suara ekstra.

"Ada apa, Bu? Ko teriak-teriak" kata Difa sambil merapihkan rambutnya.

"Liat tuh, ada mobil bagus di depan" Niken tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.

"Hah? Maksud ibu?"

Niken dan Aldrin berjalan menuju mobil yang terlihat baru dan terlihat berkelas. Aldrin tampak kagum dengan mata berbinar menatap mobil mulus itu.

Difa masih tidak mengerti dengan keadaan ini.

"Bu, ini mobil siapa?" Tanya Difa kebingungan.

"Ya mobil kita, mana ada mobil orang masuk ke pekarangan rumah Ibu" jawab Niken sambil memeluk mobil.

"Iya, Ka. Mobil ini bagus banget. Anterin Aldrin ke sekolah pake mobil ini yah" antusias Aldrin memuncak.

Trining trining

Difa langsung berlari saat mendengar suara telpon di ponselnya. Dan ternyata itu dari Bos Beku!

"Halo, Pak. Saya akan segera ke kantor. Saya lagi siap-siap dulu. Bahan untuk meeting sudah saya kirim lewat email" dengan cepat Difa berkata membuat si penelpon terdiam.

"Halo, Pak. Masih hidup kan? Nggak mati? Maksudnya ponselnya masih hidup?" Difa memukul bibirnya karena tidak bisa menjaga perkataannya.

"Mobilnya udah dateng?"

Difa seakan tuli. Difa mengerjapkan matanya berkali-kali mencoba untuk sadar.

"Maksudnya?"

"Kuncinya ada di atas pintu. Cepat ke kantor, jangan telat"

"Tap-"

Tut

Difa mengernyitkan dahinya sambil menatap mobil yang terparkir jelas di depan. Difa meraih tas serta beberapa berkas yang sudah dia pelajari.

"Al, coba cari sesuatu diatas pintu" titah Difa karena dia tidak sampai.

Aldrin segera melakukan perintah Difa. Niken pun ikutan menunggu hal yang akan segera didapatkan oleh Aldrin.

Aldrin mendapatkan kunci mobil disana. Niken menutup mulutnya. Sedangkan, Difa langsung meraihnya cepat.

"Kita berangkat ke sekolah. Kakak udah ditunggu sama Pak Raka di kantor"

Siap Boss!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang