33

4.5K 287 13
                                    


Part ini mengandung unsur 17+

Jadi jangan macem-macem ya buat orang yang di bawah umur itu!



Kebahagiaan kini memihak kepada Difa. Sejak kejadian di Bali itu, Difa tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Difa terus saja memperhatikan cincin yang tersemat di jari manisnya.

"Awas mata jangan sampe keluar" sindir Aldrin. Aldrin jadi kesal sendiri melihat Difa terus tersenyum seperti orang gila.

"Diem! Anak kecil nggak usah ikut campur" jawab Difa.

"Udah-udah jangan ribut. Cepat makan sarapannya. Nanti kamu antar Aldrin ke sekolah ya" Niken menaruh roti yang sudah diberi selai strawberry di piring Difa.

"Oke, Bu"

Diperjalanan menuju sekolah, Difa merasa ada mobil yang tengah mengikutinya. Namun, Difa berusaha untuk memberikan semua itu. Dia berusaha berfikir positif. Mungkin, mobil itu searah dengannya.

"Ka" panggil Aldrin.

"Hm?" Difa sembari melihat kaca spion mobil untuk memastikan mobil itu tidak sedang mengikutinya.

Aldrin melihat ke belakang "Al kayaknya kenal deh mobil itu punya siapa"

"Emang siapa?"

"Kalau nggak salah nih, itu mobilnya mantan pacar kakak"

"Arsha maksudnya?"

"Iya"

Difa menjadi geram mendengar si tukang selingkuh itu. Langsung lah Difa menancap gas sampai Aldrin kaget.

"Wih ka! Pelan-pelan dong"

"Diem aja kamu. Kakak males berurusan sama cowo brengsek kayak dia"

Saat mobil melaju dengan kecepatan tinggi, Arsha pun tidak menyerah. Dia pun terus mengikuti mobil Difa.

Untungnya sekolah Aldrin sudah dekat jadi Difa bisa menghindar. Tetapi, Difa salah. Arsha menghampiri Difa lalu mengetuk kaca mobil.

Aldrin yang sudah masuk ke kelas dan Difa sendiri disana.

"Difa keluar dulu sebentar. Aku mau bicara sama kamu" kata Arsha terus memohon.

"Aku minta maaf. Maaf kalau aku punya salah sama kamu"

Difa berusaha untuk menghindar untuk itu Difa tidak membuka pintu mobil.

"Aku mau kalau kita kembali pacaran. Aku nyesel udah selingkuh dari kamu. Please, kasih aku kesempatan"

Difa langsung membuka pintu mobil karena sudah tidak tahan lagi dengan ocehan sampah Arsha. Arsha tersenyum saat Difa keluar dari mobilnya.

"Kamu mau balikan lagi sama a-"

"Nih! Lo liat ini" Difa menunjukkan jarinya yang sudah tersematkan cincin.

"Lo harus tahu kalau sekarang gue udah tunangan"

Arsha meraih tangan Difa dan hendak melepaskan cincin itu dari tangan Difa. Difa langsung menghempaskan tangan Arsha.

"Apaan sih! Lepasin. Jangan pernah sentuh gue. Gue nggak mau di sentuh sama cowo brengsek dan tukang selingkuh kayak lo" Difa menunjuk wajah Arsha. Difa tidak bisa menahan emosi untuk kali ini. Difa capek dengan semua yang dikatakan oleh Arsha.

Perkataan Arsha saat itu membuat hatinya terlanjur sakit. Apalagi Arsha selingkuh dengan perempuan lain.

"Lo harus tahu kalau gue bener-bener benci sama lo. Gue lebih baik liat orang gila daripada liat orang brengsek kayak lo. Nggak tau malu!" Difa langsung masuk ke mobil dan melaju dengan cepat.

Siap Boss!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang