28

3.9K 288 28
                                    


Mohon maaf baru update lagi:(

Happy reading!!

Sepanjang malam Difa tidak henti-hentinya memikirkan ajakan Raka. Jam terus berputar. Sekarang sudah pukul 12.

Entah apa yang harus Difa lakukan sekarang. Semakin hari perasaan Difa terasa aneh. Bukannya GR namun Difa merasa jika Raka akan mengatakan sesuatu.

Sebelumnya Difa sudah meminta izin kepada ibunya tadi malam. Niken menyerahkan semuanya kepada Difa. Toh Raka orangnya baik. Tidak baik juga menolak ajakan atasan.

Difa meraih ponselnya yang dia taruh di atas meja. Difa menatap layar ponsel sembari tiduran.

Difa mencari kontak Raka tanpa berpikir panjang Difa langsung menghubungi Raka. Cukup lama Raka mengangkat telpon nya. Selang beberapa menit akhirnya panggilan di jawab.

---

Ponsel Raka tidak berhenti bergetar. Cukup terganggu. Pasalnya Raka tengah berkutat dengan laptopnya. Sedari tadi Raka mencari informasi tentang cara kerja perempuan yang menggangu Difa.

Beberapa rekaman cctv sudah Raka kantongi. Perlu kalian ketahui jika ada cctv tersembunyi di gudang. Dua hari lagi Raka akan memberikan kejutan kepada Silvi.

Dret dret

Tertera nama Difa disana. Raka langsung mengangkatnya.

---

"Kenapa kamu telpon saya?" Suara Raka terdengar seperti orang yang masih fresh. Mungkinkah Raka tidak bisa tidur juga?

"Maaf kalau saya ganggu tidur bapak. Eh maksudnya kakak" Difa meraih guling untuk dia peluk.

"Ada apa?" Tegas Raka sekali lagi.

"Besok jadi?"

"Saya tidak pernah main-main dengan ucapan saya. Kalau kamu menolak, saya batalkan tiketnya"

"Emang kita mau liburan kemana?"

"Bali"

"Bali?"

"Iya. Bawa pakaian yang sopan"

"Iya iya. Ya udah kalau gitu saya mau beresin perlengkapan buat besok"

"Hm. Jangan lupa tidur"

"Iya"

"Selamat malam"

Apa? Barusan Pak Raka ucapin selamat malam? Kuping gue nggak bermasalah kan?

"Semoga mimpi indah" lanjutnya lagi.

Difa tambah melayang dengan ucapan Raka. Semakin hari, Raka semakin meresahkan. Sesekali membuat jantung Difa berdetak cepat.

"Hm" Difa hanya menjawab seadanya. Setelah menutup telpon, Difa langsung bergegas mengemasi barang-barang untuk besok terbang ke Bali.

---

Di sebrang sana Raka tengah tersenyum sembari melihat sebuah hadiah untuk Difa. Raka menutup laptopnya lalu berjalan menuju tempat tidur.

Dua hari ini akan menjadi sejarah bagi kehidupan Raka.

Keesokan harinya, Raka sudah berada di depan rumah Difa. Sudah beberapa kali Raka menelpon Difa namun Difa tidak mengangkatnya. Mau tidak mau, Raka melenggang pergi ke depan pintu sembari bertemu dengan Niken.

Saat bel berbunyi, Niken bergegas membuka pintu. Ternyata itu Raka. Niken menyambutnya dengan senyuman.

"Eh nak Raka. Ayo masuk" Niken mempersilahkan Raka untuk masuk.

Siap Boss!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang