CHAPTER 38✨

30.2K 1.9K 3
                                    

Vote dan komen
........
HAPPY READING💖☣

<<<garisLintang>>>


LINTANG menatap malas kearah Rere dan Jane yang sedang berdebat di kejauhan sana.

“Malu-maluin banget deh ah.”decaknya pelan.

“Neng ini mienya.” ucapan pendagang mie itu mengalihkan perhatian Lintang dan menatap dua nampan yang pendagang itu asongkan.

“Pak yang satu lagi bisa di bawain gak?” tanya Lintang sembari membawa satu nampan dengan kedua tangannya.

“Aduh neng gak bisa, ini banyak pesanan soalnya istri saya juga lagi gak ada.” Lintang menghembuskan nafasnya pelan.

Memang benar ia melihat penjual mie itu keteteran untuk melayani pelanggan karena istrinya yang suka membantu juga lagi gak ada, Lintang bukannya gak mau membawa dua-duannya.

Kalo dia sanggup udah dari tadi ia bawa tapi masalahnya ia takut nampannya malah jatuh salah satunya,ck bikin ribet deh...

Dengan terpaksa ia harus mencoba dan merebut nampan yang satunya lagi.

“Yaudah gapapa deh pak,sini.”ucap Lintang dan siap merebut nampannya namun....

“Pak, mie ayam saya juga satuin aja ke nampan ini biar saya yang bawa.” ucapan itu sontak membuat Lintang menoleh kearah samping dan mendapati Langit disana.

“Langit apaan sih?” desis Lintang tak suka.

Langit menatap Lintang malas. “diem deh,kasian bapaknya kalo lama,gak liat noh banyak orang yang ngantri?” Langit menunjuk sekitarnya dengan dagu, dan benar saja banyak yang mengantri dan akhirnya dengan berat hati Lintang mengangguk menyetujui.

“Yaudah, pak satuin aja nampannya, terus kasih kedia.”ucap Lintang lalu menunjuk Langit dengan ekor matanya yang diangguki oleh si bapak penjual.

Setelah Langit membawa nampannya mereka beriringan menuju meja Lintang dan teman-temannya berada.

Setelah sampai Langit dan Lintang duduk bersebelahan menghadap Jane dan Rere membuat Rere yang melihatnya mengerutkan kening.

“Kenapa ada nih Buaya Lin?” tanya Rere heran dan menunjuk Langit dengan dagunya.

Lintang yang mendengar itu mengedikan bahunya acuh, lalu membagikan mangkok mie ayam pada mereka.

“Senya belum balik?” tanya Lintang dan mendapat gelengan dari Rere, sedangkan Jane masih bermain game.

“Loh? Ada member baru?” tanya Senya yang baru saja datang dan meletakan nampan berisi empat gelas jus, lalu duduk di kursi ujung meja.

“Tau nih!!lo ngapain sih?!udah sana pergi, noh grup boyband lo ada disana.” ujar Lintang sembari menunjuk kearah bangku pojok yang terdapat teman-teman Langit yang sedang bercanda gurau.

“Temen-temen gue disana,tapikan masa depan gue ada disebelah gue."ucap Langit dengan menaik turunkan alisnya.

“Bacot anjing.” umpat Jane yang mendengar ucapan Langit, ia meletakan Hpnya dan mulai meracik mie ayamnya dengan saos sambel.

“Ck.mulut lo.” ujar Langit kesal.
Lintang yang mendengar itu memutar bola matanya malas lalu mulai menambahkan saos sambel ke mie ayamnya.

“Sejak kapan lo jadi bermulut manis gitu Lang? Najis banget gue denger nya.”ucap Senya sembari menyuapkan mie ayam ke mulutnya.

Langit yang ditanya seperti itu tersenyum, lalu menatap Lintang penuh arti. “Sejak ada Lintang.” ucapnya bangga.

GARIS LINTANG[E N D]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang