CHAPTER 4✨

58K 3.5K 15
                                    

Pertemuan yang berteman dengan perpisahan.


                       <<<GATANG>>>

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                       <<<GATANG>>>

Gue mau ngomong sesuatu dan ini serius. ” ucap Lintang dengan nada yang serius membuat semua anggota disana menegakkan badannya dan siap untuk mendengarkan suara dari Ketua mereka.

Yang pertama kali Lintang lakukan adalah menghela nafas lalu menatap mereka dengan tatapan sendu sebelum berkata, “Besok lusa gue bakalan pindah ke Jakarta.”  Ucapnya dengan berat hati, sontak perkataannya itu membuat semua anggota melebarkan matanya karena terkejut.

“WHAT?”

“APA?”

“HAH?”

“NAON?”

Semua pekikan itu terucap bersamaan setelah Lintang menyelesaikan ucapannya.

“Mama gue pulang, terus dia ngajak gue pindah ke Jakarta gue udah nolak bahkan nolak banget, gue bilang kalo dia mau pindah silahkan jangan ngajak gue. Tapi yang namanya mama gue ya gitu, keras kepala.

Dia maksa gue buat tetap ikut pindah ke Jakarta. Waktu gue tanya kenapa pindah dia bilang kantor pusatnya dialihkan ke Jakarta, gue makin nolak dong, apaan coba?! Dia pindah cuma gara- gara pekerjaan.

Padahal gak ada bedanya saat dia pindah sama gak pindah semuanya tetep sama, sama-sama gak ada waktu buat gue! See? Gue bingung harus gimana gue berat ninggalin kalian, tapi mama gue pasti besok udah nyiapin kepindahan gue.” Curhatnya lesu.

Redja yang melihat itu memeluk adik sepupunya dengan erat seolah menyalurkan semangat pada sang gadis kecil yang selalu memaksakan menjadi dewasa.

“Udah lo tenang aja, gue yakin lo bisa atur semuanya.” Ucap Redja yang diangguki Lintang.

Lintang memejamkan matanya sebentar dipelukan Redja lalu mengurai pelukan mereka dan menatap semua Anggota Red Blood yang sekarang juga tengah merenung.
“Ikut gue ke meja bundar.” Ucap Lintang lalu berdiri dari duduknya dan melangkahkan kakinya ke salah satu ruangan yang luas.

Terdapat meja yang cukup besar berbentuk bundar dengan kursi yang mengelilinginya, semua kursi sama tidak ada yang lebih tinggi termasuk kursi ketua.

Karena menurut mereka semuanya sama, mereka disini sebagai saudara bukan sebagai siapa penguasa.

Karena anggota Red Blood sangat banyak jadi kursi disini seperti berlapis atau terdapat beberapa baris atau banjar seperti misalnya kursi-kursi yang mengelilingi meja bundar, lalu kursi memutari kursi yang mengelilingi meja  bundar yang pertama, begitu seterusnya sampai 5 baris.

Lintang dan Anggota inti lainnya berbaris di barisan kursi pertama dan kursi yang lainnya di duduki oleh anggota yang lain.

Setelah memastikan anggotanya lengkap Lintang berdiri dengan air muka yang serius.  “Dengerin gue dan jangan ada yang memotong perkataan gue, jadi rencana gue yaitu gue bakal bikin markas di Jakarta,

GARIS LINTANG[E N D]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang