****
Aku percaya bahwa suatu saat nanti, hatimu akan luluh padaku.****
Pagi yang cukup cerah untuk para siswa dan siswi SMA Nusa Bangsa. Salah satu sekolah menengah swasta yang memiliki banyak sekali murid dari berbagai kalangan pula. Tentu saja kebanyakan anak yang bersekolah disini berasal dari keluarga yang terpandang. Bisa di bilang, SMA ini isinya kebanyakan anak-anak berkelas.
Hanya saja, itu tidak berarti bahwa tak ada siswa biasa-biasa saja di sekolah ini. Faktanya, ada juga seorang gadis yang berasal dari keluarga yang biasa saja. Tidak. Dia tak di tindas. Gadis itu berani, berprestasi di bidang musik, dan cukup memiliki 'nama' di sekolah itu.
Satu-satunya hal yang mungkin saja membuat para gadis-gadis berkelas itu memusuhinya adalah karena sosok itu terkenal berusaha keras mendekati sang laki-laki paling disukai di sekolah itu. Tapi tenang saja, hanya sebagian saja. Meski sebagiannya yang lain juga iri karena harus menerima fakta bahwa gadis itu adalah gadis kesayangan para siswa-siswa lelaki disana.Namun, tetap saja. Gadis itu hanya memilih satu orang lelaki saja. Da lelaki itu adalah ... Saga Abimana.
Seperti sekarang ini. Gadis itu tak berhenti melangkah mengikuti Saga walau dari belakang. Koridor tempatnya sekarang ini cukup ramai hingga yang lain bisa melihat tingkah gadis itu lagi pagi ini. Namun, ini sudah biasa. Mereka justru bahkan cenderung tak menaruh perhatian lebih lagi.
"Saga!" Nafas gadis itu tersengal. Ia sampai harus memegangi dadanya untuk mengatur nafas. Gilak! Cepet banget jalannya tuh cowok!
Untung sayang.
Wendy Clarissa tersenyum riang. Gadis dengan sejuta senyuman manis itu nendekati Saga yang hanya menatapnya datar.
Saga Menghela nafas jengah seperti biasa. "Apa?"
"Nih!" Wendy menyerahkan sekotak bekal untuk lelaki itu. Hasil kerja kerasnya di pagi buta. Bayangkan saja, gadis itu rela bangun pukul 3 pagi hanya untuk membuat makanan yang enak untuk sang pujaan hati. "Dimakan, ya."
"Gue udah makan." Saga melanjutkan langkahnya menyurusi koridor sekolah. Tak berminat sama sekali pada Wendy yang berdecak sebal di belakangnya.
"Tapi, ini gue nyiapinnya butuh perjuangan, loh. Gue bahkan rela kurang tidur meski suka tidur!" Wendy bahkan masih sempat curhat dadakan. Tapi, memang itulah adanya.
"Ga peduli." Saga mengibaskan tangannya. Mengisyaratkan gadis itu agar segera menjauhi dirinya. Saga cukul risih jika ada gadis yang berusaha mendekatinya. Bukannya ia tak suka seorang gadis, dia hanya risih. Apalagi untuk modelan Wendy begini, Saga ogah. Sudah bego, pecicilan, suka teriak, terlalu aktif, dan pengganggu.
Bisa dibilang, Wendy sangat bukan tipenya Saga.
"Kenapa, sih? Kan gue niatnya baik." Wendy menggerutu. Tetap mengikuti langkah lebar lelaki itu. Seperti biasa, Wendy akan memastikan Saga sampai di kelasnya dulu lalu ia pergi ke kelasnya sendiri. Tidak jauh. Kelas mereka berhadapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sugar Boy
Teen Fiction[On-Going | 15+] Genre : Young Adult, Teenfiction, Romance, Comedy, Psikologi. Tentang seorang gadis tangguh yang berusaha bertahan hidup di tengah-tengah perjuangannya mendapatkan cinta dari seorang laki-laki yang memiliki senyum semanis gula yang...