****
Tidak apa. Meski hanya sekedar harapan saja, aku sudah senang.****
Bunda Sherin sekarang ada di Cafe. Gak tahu Cafe punya siapa dan apa namanya. Sherin hanya ikut-ikutan saja dengan teman-temannya yang memilih Cafe ini untuk berkumpul. Katanya, tempat ini lagi Viral. Tentu, Sherin dan teman-teman sosialitanya tidak mau ketinggalan.
Mereka memesan tempat khusus di lantai dua siang ini, berbincang hangat. Jika bukan membicarakan barang-barang branded yang mereka punya, mereka akan membahas masalah anak bahkan sampai cucu.
Seperti sekarang ini, Sherin sedang gemas sekali dengan sosok anak perempuan cantik yang masih berumur 3 tahunan. Sherin mengusap pipi anak kecil itu yang sedang berada di pangkuan neneknya. "Lucu banget, Jeng. Anaknya Rona ya?"
Perempuan dengan riasan tebal yang memiliki garis-garis keriput di sekitar matanya itu tertawa. Memperbaiki rambutnya. Perempuan bernama Rina ini, telah berumur 45 tahun. "Iya dong. Rona anakku itu hebat sekali. Padahal, padahal suaminya sibuk. Eh, bisa dapat anak secantik ini di usia pernikahan mereka yang ke-empat."
"Rona nikah muda ya, Jeng Rina?" Tanya salah satu dari mereka, ia sepertinya seumuran dengan Sherin.
"Yaa .. begitulah. Tamat SMA, sudah ada CEO terkenal yang melamar. Ganteng, muda, sukses lagi." Rina menyahut sombong. Terkikik. "Jadi, aku mau-mau aja nikahin Rona sama dia."
"Tapi, Rona pengangguran kan?" Tanya ibu bernama Mawar disana. Wajahnya julid sekali menatap Rina, membuat Rina seketika melotot.
"Ya iyalah! Gak perlu kerja juga udah kaya! Anak perempuan situ semua juga gak ada yang kerja." Sewot Rina. Yang membuat mereka semua terdiam, karena itu memang benar adanya.
"Emang gak terlalu cepet ya, Jeng?" Tanya Sherin pada Rina.
"Biasa aja tuh. Yang penting mah, laki-lakinya kaya, mapan. Bisa hidupin Rona yang udah kaya juga." Rina menatap Sherin. "Enak loh, Jeng. Kalo punya cucu. Apalagi Jeng Sherin ini cuma punya anak satu, kan?"
"Iya. Gak kesepian tuh, Jeng? Terus anaknya cowok lagi. Udah punya pacar belum?" Tanya Yanti, yang seumuran dengan Sherin tapi punya 3 anak.
"Katanya sih ... belum." Sherin menyahut murung.
"Ih, kasian, ya. Masa anaknya Jeng Sherin gak ada yang mau." Rina tergelak. Diikuti tawa ibu-ibu lainnya.
Sherin melotot. "Heh, mulutnya tolong ya! Banyak yang mau sama Saga, kok!"
"Rona dong, katanya mantannya itu masih ngejar-ngejar walaupun udah nikah." Rina tersnyum sombong lagi.
Sementara Sherin menatap julid kepada Rina. Jangan salah, mereka memang berteman. Tapi, bukan teman yang benar-benar temen. Mereka hanya lebih ke sebuah perkumpulan dari istri-istri konglomerat. Selain kepentingan bisnis, perkumpulan mereka juga untuk memperlihatkan kelas mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sugar Boy
Dla nastolatków[On-Going | 15+] Genre : Young Adult, Teenfiction, Romance, Comedy, Psikologi. Tentang seorang gadis tangguh yang berusaha bertahan hidup di tengah-tengah perjuangannya mendapatkan cinta dari seorang laki-laki yang memiliki senyum semanis gula yang...