Sugar Boy 52 - Basket

946 141 182
                                    

****Hanya dengan melihat senyummu saja, aku tahu bahwa aku telah jatuh padamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****
Hanya dengan melihat senyummu saja, aku tahu bahwa aku telah jatuh padamu.

****

Sepanjang jalan menuju lapangan basket SMA Nusa Bangsa, Saga dan Wendy terus saja menjadi pusat perhatian. Seharusnya bukan hal yang biasa lagi bagi para siswa siswi yang datang, melihat Wendy yang terus saja menempeli Saga. Namun, ada satu hal yang membuat mereka melotot tak percaya. Yaitu ... genggaman tangan Saga di tangan mungil Wendy.

Kali ini, benar-benar Saga yang memastikan Wendy terus berada di dekatnya. Membuat mereka yang melihatnya menatap tidak percaya sekaligus penasaran. Apakah mereka sedang berhalusinasi? Saga ... akhirnya merespon Wendy? Sulit di percaya.

Wendy menyadari itu. Di tengah-tengah dirinya berjalan bersama Saga, Wendy tak henti menatap sekitar juga. Wendy mendadak gugup, dipandangi oleh hampir satu sekolahan membuat rasa percaya Wendy terasa menurun.

Wendy beralih menatap Saga yang sedikit lebih tinggi darinya. Wendy mendongak. "Saga. Aku kayaknya keliatan aneh, deh. Kamu sih ... jemputnya gak kira-kira dulu! Nih, aku jelek kan? Gak pantes jadi pacar kamu--"

"Sejak kapan kamu gak percaya diri, hm?" Saga tersenyum tipis, melirik Wendy sekali sebelum tetap fokus pada jalanannya.

"Maksudnya?" Wendy mengerjap.

"Dulu, mau kamu jelek, berantakan, keringetan, bau, kamu tetep dekatin aku. Harusnya sekarang kamu tetap percaya diri."

Wendy memicingkan matanya. "Kamu sebenarnya mau semangatin aku atau ngeledek aku, sih?"

"Dua-duanya?" Saga terkekeh.

Wendy segera menepis genggaman tangan Saga pada tangannya. Meski begitu, mereka berdua tetap berjalan beriringan. Wendy menatap penuh tuntutan. "Jadi, dulu aku bau, jelek, berantakan?"

Saga mengangguk.

"Be-beneran?" Wendy menganga. Jadi, selama ini ... Saga menganggapnya sebagai kurang lebih gadis yang dekil? Oh ... pantas saja Saga tidak pernah meliriknya dulu. Mantan dan gadis-gadis yang menyukai Saga saja masih di abaikan padahal mereka tidak jelek, bau, dan keringetan. Lalu, Bagaimana bisa Saga melihat dirinya yang kentang?

Wendy meringis. Ia merasa Insecure sekarang.

Mendengar itu, Saga kemudian menoleh, mengacak rambut Wendy gemas. "Kamu percaya?"

"Ya ... yaa, emang gitu kan? Udah gitu, aku PD banget lagi nempelin kamu padahal dekil gitu." Wendy tergelak kecil.

"Terus kenapa?"

"Ya ... harusnya aku tahu diri. Aku yang kayak kentang ini, gak pantes dekat-dekat kamu apalagi jadi pacar kamu. Aku malu-malu in, ya?"

"Hmm."

Wendy melotot. "Ta-tapi, aku kan ngelakuin itu karena perjuangin cinta aku ke kamu!!"

"Yaudah."

My Sugar BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang