****
Salah satu sifat alami manusia adalah tak pernah puas. Selalu, selalu, selalu ... menginginkan lebih.****
Kevin menatap satu kotak berukuran sedang berisi puluhan kaleng susu beruang dengan tatapan berbinar. Di depannya, ada Bramantio yang tersenyum geli melihat keantusiasan cucu laki-lakinya melihat susu tersebut. Kevin memang beda dari cucu-cucunya yang lain.
Disaat para cucunya yang lain mengincar harta keluarga, Kevin justru mengincar susu beruang darinya. Ajaib memang.
Pagi ini, Kevin sedang berada di ruangan kerja Kakeknya lagi. Bramantio sengaja memanggil Kevin datang untuk menanyakan sejauh mana Kevin menjalankan misinya. Hal yang membuat Bramantio penasaran adalah apa yang Kevin lakukan bahkan tak ia dengar sedikitpun dari orang lain. Artinya, Kevin benar-benar menjalankannya sendiri, dengan rapi, tanpa melibatkan bawahannya.
Luar biasa.
Kevin tak peduli dengan tatapan intens Kakeknya itu padanya. Ia lebih sibuk dengan susu beruang. Kevin mengambil jaketnya. Membuka lebar jaket tersebut, kemudian meletakkannya di meja dekat kotak susu tersebut.
Setelah itu, Kevin dengan tak tahu dirinya memindahkan susu satu persatu kesana. Berniat membawanya pulang dengan menggunakan jaket sebagai bungkusannya. Soalnya, dia gak bawa kantong. Mana Kevin tahu kalau Kakeknya akan menyuguhinya dengan susu beruang. Tentu, Kevin tak ingin menyia-nyiakannya jika hanya meminum satu.
"Kamu lagi apa, Vin?" Bramantio terkekeh geli, memperhatikan aktivitas Kevin.
"Kevin lagi mindahin susu beruang, Kek. Kevin mau ambil banyak pokoknya! Tapi karena Kevin gak bawa kantong sama tas, pake jaket juga gapapa!" Seru Kevin bersemangat, tanpa menatap Kakeknya.
Bramantio semakin tergelak. "Ngapain? Semua yang ada di dalam kotak itu Kakek kasih buat kamu. Bawa kotaknya aja sekalian, Vin."
Sontak, Kevin menghentikan aktivitasnya setelah mendengar itu. Kemudian menatap Kakeknya dengan tatapan polos. "Buat Kevin semuanya, nih?"
Bramantio mengangguk. "Iya. Kakek beli itu buat kamu."
Tatapan Kevin memicing, curiga dengan pemberian tiba-tiba ini. "Tapi, ini bukan karena ada misi lagi kan? Atuh yaaaa, Kek! Satu aja udah bikin Kevin pusing, emosi, merana, lelah. Capek aku, Kek! Capek!"
"Enggak. Kamu fikir susu sekotak itu bisa dijadiin imbalan untuk satu misi yang sulit lagi? Lucu kamu, Vin. Gak ada yang mau dibayar pake susu."
"Tapi, menurut Kevin ini imbalan yang menggoda."
"Iya, kecuali kamu. Cuma kamu yang bilang gitu. Kevin .. Kevin ... cucu Kakek yang satu ini emang ajaib." Bramantio tergelak lagi. Bersama Kevin selalu membuat lelaki tua itu merasa terhibur. Sayang sekali, Kevin tidak punya sepupu yang cocok dengan selera humornya, saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sugar Boy
Novela Juvenil[On-Going | 15+] Genre : Young Adult, Teenfiction, Romance, Comedy, Psikologi. Tentang seorang gadis tangguh yang berusaha bertahan hidup di tengah-tengah perjuangannya mendapatkan cinta dari seorang laki-laki yang memiliki senyum semanis gula yang...