Sugar Boy 13 - Bertemu Sang Ayah

1K 164 227
                                    

****Hidupku sudah berat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****
Hidupku sudah berat. Boleh aku bersandar padamu sedikit saja?

****
Skorsing tiga hari rupanya tak memberikan efek apapun pada Saga. Buktinya, cowok itu tetap saja datang ke sekolah dengan alasan suntuk di rumah. Padahal, dia punya bengkel otomotif sendiri yang harus dia urus. Tapi, entah mengapa Saga lebih suka menghabiskan waktu bersama teman-temannya.

Seperti saat ini. Anak-anak Avigator sedang kumpul di kantinnya Bu Sulis. Saga yang memakai seragam sekolah yang sama sekali tak dikancing hingga memperlihatkan kaos dalamnya pun meraih sebungkus rokok. Membakar satu batang rokok dari sana. 

"Aduhh, nak Saga. Kenapa ngerokok atuh? Kalau kepala sekolah tahu, bagaimana?" Bu Sulis mengomel.

"Berarti dia tahu." Saga menghisap rokoknya kuat. Sebelum menghembuskannya kembali. Tatapan cowok itu jatuh pada jalanan di luar gerbang sekolahnya.

"Busul gak usah negur-negur Saga. Gak bakalan denger. Anaknya bandel." Ajin tergelak. Memasukkan satu buah keripik kentang ke dalam mulutnya.

"Sama kayak, elo." Cibir Kevin.

"Vin," Ajin menatap Kevin. Memasang wajah nelangsanya. "Gue kurang baik apa? Gue cowok baik-baik, gak pacaran, hemat-"

"Nih! Bicara sama ketek gue, Jin!" Kevin mengangkat salah satu tangannya tinggi-tinggi.

"Ketek lo bau, anjir!" Ajin mengernyit jijik.

Ibu Sulis menggeleng, tertawa kecil. Perempuan berumur 40 tahunan itu sudah terbiasa dengan kehebohan tujuh cowok ajaib itu. Bu Sulis kemudian meletakkan pesanan-pesanan Anggota inti Avigator yang sejak tadi sudah rewel karena lapar.

Terutama Jay. Cowok itu sudah menggelepar di bahu Vian dengan memegang perutnya kayak cacing habis kelindas motor. Seperti biasa, reaksi Jay itu selalu berlebihan dan absurd. Sama seperti Vian kadang-kadang.

"Pesanan lo nih Jay. Udahan dramanya. Kesel banget gue liat daritadi." Vian mendengus, mendorong kepala Jay yang menyandar padanya dengan sekali hentakan. Membuat Jay seketika terjengkang ke depan.

"Vi, lo gak ngerti rasanya jadi gue." Jay drama lagi. Menatap Vian seolah ia adalah manusia paling menderita di dunia ini.

"Li gik ngirti risinyi jidi gii. Nih!" Vian mengomel, memberikan sepiring nasi campur pada Jay. "Jangan sampe gue emosi ya Jay."

"Vian perhatian banget sama Jay, ya? Baru tahu gue." Heri tergelak.

"Perhatian matamu! Vian sering nistain gue gitu. Yang ada kelakuannya kayak tai." Jay mencibir, bersiap mengambil piring tersebut namun sedetik kemudian piring itu sudah melayang.

Vian mendelik. Mengangkat tinggi-tinggi piring makanan Jay. "Ape lo kata? Gak usah lo minta makan lagi sama gue ya Jay? Gak bakal gue kasih!"

Jay melotot. "Kalo gue mati gimana?!"

My Sugar BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang