Jangan lupa play lagunya di bagian menuju akhir, ya!
****
Seharusnya aku sadar, bahwa aku memang bukan siapa-siapa untukmu.****
Pagi hari telah tiba. Sebuah gorden besar yang menutupi jendela dari rumah yang lebih mirip istana itu, di buka dengan lebar oleh beberapa pelayan yang menarik talinya. Mengizinkan matahari pagi menyinari kediaman keluarga Abimana.
Sherin tidak bisa dibilang sendirian saja di rumah ini, mengingat begitu banyaknya Pelayan-pelayan, tukang kebun, serta satpam yang berjaga di setiap sudut halaman. Namun, tetap saja dengan kehadiran anak-anak Avigator plus teman-teman Wendy, membuat suasana Mansion ini lebih ramai. Seperti biasa, bukan Avigator namanya kalau tidak rusuh. Setelah drama ngebangunin anak-anak Avigator yang tidur kayak orang mati, kini mereka semua sudah siap berangkat ke sekolah.
Para pelayan sedang membersihkan meja makan yang telah di tempati oleh 12 orang anak-anak muda, ditambah Sherin, yang duduk di tengah ujung dari Meja makan yang memanjang. Meja makan ini, dilapisi perak asli yang terlihat sangat mewah.
Sherin tersenyum puas melihat anak-anaknya yang telah sarapan. Meski Jay dan Kevin masih memejamkan setengah matanya. Tidak apa, mereka tak akan mengganggu pemandangan Sherin pagi ini.
"Bolos aja yuuk~ hoaaamm.." Jay menguap. Bersandar pada kursi berlapis perak tersebut. Memejamkan mata.
"Bolos matamu, senin kita udah ulangan, An-Jay." Ajin sewot. Meski begitu, dia juga menguap.
Maklum saja, semalam, mereka begadang sampai pukul 3 pagi karena mabar. Mulai dari Mobile Legends sampai PUBG, mereka sikat sampai ketiduran di ruang tengah. Beda lagi sama cewek-cewek. Pukul 12 malam mereka sudah tidur nyenyak di kamar besar yang Sherin sediakan langsung.
"Dih, matanya Jay ilang woi. Lucu, njir." Vian tergelak sendiri di tempatnya. Wajah khas bangun tidurnya masih terlihat meski sudah mandi.
Jay berusaha melotot. "Ngomong ape lu, Vi? Ini gue ngantuk. Paham gak lo? N G A N T U K!"
"Emang lu masih ngeliat, Jay? Sipit gitu." Timpal Vian lagi.
"HEH, Menghina ciptaan Tuhan lo, ya? Berdosa, Vi! Berdosa!" Sahut Jay menunjuk-nunjuk Vian di depannya.
"Emang kenapa mata sipitnya Jay? Menurut gue, gemesin, kok." Shella tersenyum, menatap Jay. Membuat Jay yang dari tadi melotot kini menoleh, tersenyum lebar. Mengusap rambutnya ke belakang. Menaik turunkan alisnya.
"I love you, sayang."
"Syukur dehh syukurrr udah makan!" Sahut Ajin dengan wajah jijiknya.
"Cariin Ajin cewek dong, kasian, jomblo." Sahut Wendy, tergelak. Diikuti oleh semuanya. Bahkan Saga yang duduk di sampingnya pun tersenyum tipis.
"Wen? Kamu kok gak ngaca? Ini Ajin udah sabar loh dengernya." Ajin tersenyum, menyentuh dadanya dengan sorot drama.
"Wendy gak jomblo tahu, Jin. Wendy kan, calon mantunya, Bunda." Sahut Sherin, tersenyum bangga pada Wendy yang kini menyembunyikan senyumya. Menatap malu pada Sherin. Diikuti dengan sorakan menggoda dari yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sugar Boy
Fiksi Remaja[On-Going | 15+] Genre : Young Adult, Teenfiction, Romance, Comedy, Psikologi. Tentang seorang gadis tangguh yang berusaha bertahan hidup di tengah-tengah perjuangannya mendapatkan cinta dari seorang laki-laki yang memiliki senyum semanis gula yang...