****
Kamu mulai memasuki hidupku tanpa bisa ku cegah. Aneh.****
Wendy melangkah memasuki sebuah cafe bernuansa hitam putih dengan lampu kuning. Suasana Cafe ini bisa di bilang anak muda banget. Mungkin, pemiliknya memiliki selera yang masih berjiwa anak muda. Ya ... tidak mungkin jika pemiliknya itu seusia dirinya kan? Oke, itu tidak penting.
Cafe ini terletak di dalam gang yang cukup ramai di kunjungi oleh muda mudi. Meski tidak terletak di pinggir jalan, Cafe ini sangat terkenal. Bangunannya juga lumayan luas.
Wendy mengeratkan pegangannya pada tas ransel yang ia bawa. Setelah menemui sang Ayah di kantor, Wendy memutuskan untuk datang ke Cafe ini, yang telah menerima lamaran kerjanya bahkan tanpa wawancara. Aneh sekali, padahal, Wendy tidak mencantumkan pengalaman kerja disana. Atau, mungkin pemiliknya sangat butuh pekerja paruh waktu.
Seorang laki-laki berkemeja biru tiba-tiba menghampiri Wendy. Lelaki itu sepertinya berumur 20 tahunan. Lelaki itu kemudian tersenyum ramah. "Dengan Wendy?"
Wendy mengerjap. Ingin terkejut, tapi
Ia segera menyadari bahwa mungkin, orang itu telah melihat profilnya hingga mengenali dirinya. "Iya, benar.""Saya Manager Cafe disini. Perkenalkan, saya Andi." Lelaki bernama Andi itu pun mengulurkan tangannya. Membuat Wendy dengan sedikit ragu membalas uluran tersebut.
"Saya, Wendy Clarissa. Saya menerima pesan bahwa saya ... di terima bekerja di Cafe ini." Sahut Wendy dengan sopan.
"Benar. Bos saya sudah menunggu di dalam. Silahkan."
Andi kemudian mengarahkan Wendy ke sebuah ruangan di lantai dua. Entah kenapa, hal ini cukup membuat Wendy merasa deg-deg an. Mungkin, karena ini pertama kali baginya memasuki dunia kerja seperti ini. Oke, kira-kira, siapa bos nya?
Wendy kemudian memasuki ruangan tersebut dengan hati-hati. Mengeratkan pegangannya pada kedua sisi tasnya begitu melihat sosok laki-laki yang sedang membelakanginya.
Wendy menelan ludah susah payah. Benarkah ... dia bos-nya? Tapi, kenapa masih muda sekali? Wendy kemudian menahan nafas, saat ...
Cowok itu perlahan berbalik, tersenyum cerah begitu melihat kedatangan Wendy. Akhirnya ... setelah lama menunggu, cewek itu datang juga.
"Wendy? Kenalin, gue Marvel. Kita pernah ketemu sebelumnya. Gue pemilik Cafe ini." Marvel tersenyum penuh arti. "Selamat bergabung .... cantik."
****
Saga melangkah pelan memasuki garasi rumah orangtuanya. Ya, saat ini, Saga sedang berada di rumah orangtuanya. Setelah berminggu-minggu tak pulang, akhirnya Saga kembali menginjak tempat ini. Maklum, sejak memiliki bengkel sendiri, Saga lebih memilih untuk tinggal disana, terpisah dari orangtuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sugar Boy
Teen Fiction[On-Going | 15+] Genre : Young Adult, Teenfiction, Romance, Comedy, Psikologi. Tentang seorang gadis tangguh yang berusaha bertahan hidup di tengah-tengah perjuangannya mendapatkan cinta dari seorang laki-laki yang memiliki senyum semanis gula yang...