****
Aku tidak berhenti, aku hanya lelah.****
"Woy, Ga! Fokus, dong!"
Vian berseru keras. Berlari-lari kecil, mengikuti Saga yang sedang membawa bola basket ditangannya. Memantulkannya pada tanah sembari berlari. Cowok itu tampak melamun dan tidak fokus, membuatnya hanya membawa bola tanpa melakukan penyerangan. Hingga saat mendengar teriakan Vian itu sontak membuat Saga menoleh hingga melepaskan bola basket tersebut. Akhirnya, permainan di ambil alih oleh tim lawan sekarang.
"Anjirr, Ga! Gimana sih?!" Kali ini, Ajin yang berseru di belakang sana.
"Oke, maaf." Saga menghembuskan nafas kasar. Mengusap keringat di dahinya. Sebenarnya ada apa dengan dirinya?mengapa ia tidak bisa fokus sedikitpun sekarang? Sial. Saga menggeleng pelan, ia tidak boleh seperti ini.
"Ayo ayo ayo! Fokus! Tim sekolah sebelah bisa menang kalo kalian mainnya kayak gini! Ayo! Ga, jangan ngelamun! Kamu kaptennya!" Seru sang pelatih menepuk-nepuk tangannya, menyemangati. Guru olahraga berumur 40 tahunan itu menggeleng tak habis fikir pada Saga.
Saga biasanya sangat mudah memenangkan pertandingan dalam waktu cepat. Namun, apa yang terjadi padanya saat ini?
Saga mengangguk. Mulai berlari kembali, berusaha merebut bola dari tim lawan dalam latihannya kali ini. Untuk sesaat, ia kembali fokus saat melihat bola basket tersebut telah di dapatkan oleh Natan. Namun, ketika dirinya berlari ke sisi ring basket, matanya menatap sekitar lapangan yang penuh dengan siswa-siswi yang menontonnya sepulang sekolah ini. Mencari-cari sosok gadis yang sejak tadi mengganggu fikirannya namun tak kunjung ia temukan.
Makasih ya, Ga. Gue pergi.
Saga terpaku. Mengepalkan tangannya kuat. Pergi? Wendy ... akan pergi darinya?
"Ga! Ambil!"
Saga bahkan tak mendengarnya.
Bug!
Tepat saat itu, sebuah bola basket mengenai kepalanya dengan keras. Membuat Saga seketika jatuh tersungkur. Memegangi kepalanya yang terasa berdenyut. "Aargh .."
Sontak, permainan dihentikan. Semuanya, termasuk anggota inti Avigator segera berlari mendekati Saga.
"Busett, Ga! Lo kenapa sih? Udah mainnya jelek, kena hantam bola lagi. Ngenes banget." Omel Jay kesal. Meski begitu, ia dan Heri dengan sigap membantu Saga berdiri.
Saga merasa pening sekarang, menggelengkan kepalanya pelan. Bola basket berat yang dilemparkan padanya itu, cukup membuat Saga merasa pusing luar biasa. Untung saja ia bisa menahannya. Orang biasa mungkin akan pingsan di tempat.
"Pusing, Ga?" Tanya Vian khawatir. Membuat Saga menatapnya dengan tatapan yang seolah mengartikan 'pake nanya lagi!'
"Pusing lah, njir. Mau gue getok juga pala lo?" Sewot Jay.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sugar Boy
Fiksi Remaja[On-Going | 15+] Genre : Young Adult, Teenfiction, Romance, Comedy, Psikologi. Tentang seorang gadis tangguh yang berusaha bertahan hidup di tengah-tengah perjuangannya mendapatkan cinta dari seorang laki-laki yang memiliki senyum semanis gula yang...