Note : Dengar lagunya pas bagian Saga-Wendy ;)
****
Teruntuk dirimu yang memelukku disaat aku hancur, bagaimana bisa aku berhenti mencintaimu?****
"Bun ... Saga sama wendy kok, lama? Kevin keburu laper." Cowok berkulit putih dengan wajah babyface itu merengek pada Sherin yang sedang bermain ponsel.
"Sabar, Vin. Kamu gak bakalan mati kalo telat makan. Jangan rewel." Sahut Sherin tanpa menatap Kevin. Ia sedang sibuk memilih pakaian-pakaian cantik di situs belanja online. Rencananya, ia akan belanja besar-besaran disana.
"Bun .... baterainya Kevin udah habis. Kevin lemes ..." Sahut Kevin, menyadarkan tubuhnya pada Yuri. Kevin tidak berbohong, perutnya sejak tadi sudah berbunyi karena lapar.
"Kak Kevin makan cemilan aja, duluu." Saran Yuri. Bersiap mengambil keripik kentang di dekatnya.
Kevin menggeleng manja. "Gak kerasa kalo bukan nasi. Nanti aku kekurangan tenaga, sayang."
"Tenaga buat apa, Vin?!" Seru Vian dari sana.
Kini, posisi mereka telah berpencar. Ajin-Heri-Natan memilih memojok karena sedang asik mabar. Vian-Jay-Kevin yang lebih memilih berbaur dengan Airin-Shella-Yola-Yuri.Mereka duduk di atas karpet bulu. Sementara Sherin duduk di atas sofa dengan kaki telentang.
"BUAT GERAK LAH!" Seru Kevin ngegas.
"Vi, ngeres mulu deh otaknya." Sahut Airin, mendelik tak suka pacarnya.
"Artinya aku normal, By." Jawab Vian, tersenyum tanpa dosa.
"Eh, Merk pakaian Wendy itu apa, ya? Temen ceweknya pasti tahu, dong." Sahut Sherin tiba-tiba, menatap keempat teman-teman Wendy.
"Setauku, gak ada sih, Bun. Wendy make apa aja. Gak peduli sama merk-nya." Jawab Airin. Kembali mengingat bagaimana Wendy sering belanja di toko online grosir dengan harga murah. Gak peduli merk-nya apa. Itupun, hanya beberapa bulan sekali ia belanja dari hasil tabungannya.
"Merk Louis Vuitton suka gak kira-kira?" Tanya Sherin, sembari melihat-lihat koleksi terbaru pakaian merk ternama itu.
"Menurutku suka-suka aja sih, Bun." Sahut Shella, yang diangguki yang lainnya.
"Oke. Kalau kalian pake merk apa?"
"Kami lebih ke Gucci sih, Bun." Sahut Airin, yang lagi-lagi diangguki oleh yang lain.
"LV enggak suka?" Sherin menaikkan alisnya bingung. Padahal, Merk LV ini adalah merk pakaian langganannya. Hampir semua pakaiannya ia beli darisana.
"Suka. Tapi ... mahal, Bun." Yola cengegesan. Siapa sih yang tidak suka brand LV? Cuma ... harganya ituloh, bikin nangis.
"Yuri beli sesekali. Iyakan, Ri?" Shella menatap Yuri. Diantara mereka berlima, memang Yuri lah yang bisa di bilang paling kaya. Jelas, Yuri dari keluarga Wicaksana. Salah satu keluarga Konglomerat meski masih dibawa keluarga Abimana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sugar Boy
Teen Fiction[On-Going | 15+] Genre : Young Adult, Teenfiction, Romance, Comedy, Psikologi. Tentang seorang gadis tangguh yang berusaha bertahan hidup di tengah-tengah perjuangannya mendapatkan cinta dari seorang laki-laki yang memiliki senyum semanis gula yang...