****
Jangan membuat diriku berfikir ... bahwa kau sebenarnya bukan seseorang yang pantas kutunggu.****
5 hari berlalu. Di pukul 10 pagi ini, Ulangan semester ganjil yang baru saja selesai hari ini, berjalan dengan lancar. Seluruh siswa-siswi SMA Nusa Bangsa akhirnya bisa bernafas lega sejenak setelah ulangan yang mereka hadapi. Termasuk Anak-anak Avigator yang merasa amat sangat bebas karena selain tuntutan untuk belajar, kekangan dari orangtua mereka akan berakhir hari ini juga.
Lockdown antara anak-anak Avigator dan juga Wendy dan teman-temannya benar-benar terjadi. Mereka tidak bertemu sedikitpun kecuali di sekolah saja. Sepertinya, Jay memang serius dengan perkataannya kali ini.
Dengan seragam berwarna coklat hari ini, Wendy, Shella, Airin, Yuri, dan Yola berjalan beriringan dengan perasaan lega. Meski bagi Wendy, Shella, dan Yuri, semua ini belum berakhir. Ya, masih ada pentas seni yang akan mereka hadapi.
"Girls, Pokoknya pas porseni mulai gue gak usah ikutan yaaa." Sahut Wendy, yang sedang menenteng tasnya dengan santai.
"Gila aja kalo sampe ikutan lagi, capek. Mana harus latihan buat pentas hari minggu lagi." Gerutu Shella, mencebik kesal. Dia benar-benar tidak bisa liburan dengan Jay jika begini.
"Kalo gue sih, gue udah kasih tahu ketua kelas kalo gue gak bisa ikutan karena ada pentas. Untung aja dia ngerti." Sahut Yuri.
"Terus, kalian-kalian mau ninggalin gue sama Yola buat ikutan lomba-lomba olahraga ituu, hah? Ya kali, yang ada gue diketawain sendirian. Pokoknya harus malu bareng-bareng!" Airin mendengus. Bukan apa-apa, terakhir kali ia ikut lomba lari tahun lalu, ia malah terjatuh di depan semua orang. Udah gitu cara jatuhnya kurang ajar, kejedot aspal lagi. Malu.
"Sorry, Rin. Sampe sekarang gue gak bisa gak ketawa kalo inget itu." Wendy tergelak. Memukul lengan Yola disampingnya dengan keras. "Gila, Rin. Sakitnya gak seberapa, tapi malunya sampe ke tulang!"
"Diem lu, Wen. Males ah, gak mau ikutan lagi! Bodo amat sama ketua kelas songong kita yang punya ambisi jadi juara umum. Bodo amat, bodo amat!" Airin histeris. Ia paling tidak suka dengan event tahunan habis ulangan semester ganjil ini.
"Tapi, Rin. Katanya si Mita ngancem aduin ke guru Wali kalo kita gak mau ikutan. Wendy sama Shella masih mending karena ada alasan. Lah kita?" Yola berdecak. Disaat-saat seperti ini rasanya Yola ingin sekali ikut organisasi meski tak diizinkan oleh orangtua.
"Ihh, bodo amat, La!! Anjing itu si Mita, songong banget. Juara aja belum tentu. Bodo, ah. Pokoknya gak mauuuu." Airin mulai merengek sekarang.
"Gak mau apa, by?"
Mereka semua sontak menoleh, terkejut melihat kedatangan Vian seorang diri. Seperti biasa, kancing baju sekolahnya telah ia lepas seluruhnya, membuat sebuah kaos berwarna hitamnya terlihat. Kali ini, Vian memakai headband di rambutnya yang terlihat berantakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sugar Boy
Dla nastolatków[On-Going | 15+] Genre : Young Adult, Teenfiction, Romance, Comedy, Psikologi. Tentang seorang gadis tangguh yang berusaha bertahan hidup di tengah-tengah perjuangannya mendapatkan cinta dari seorang laki-laki yang memiliki senyum semanis gula yang...