****
Kukira diriku berharga ...****
Wendy memaksakan dirinya untuk ke sekolah hari ini. Meski ulangannya telah selesai, Wendy tetap harus ke sekolah untuk latihan. Berhubung, pentas seninya akan berlangsung besok. Kabar buruknya, Wendy harus menghadapi itu dengan suasana hati yang amat sangat buruk.
Bengkak dan kantung mata terlihat jelas di mata gadis itu. Setelah semalaman menangis hingga tertidur, Wendy akhirnya harus ke sekolah dengan penampilan yang menyedihkan. Ia bahkan harus berangkat pagi-pagi sebelum ibunya bangun agar sang Ibu tak melihat dirinya yang hancur. Beruntung, Weni telah tidur saat Wendy pulang semalam.
Sampai sekarang, Wendy tidak mengaktifkan ponselnya sama sekali. Meliriknya pun tidak. Entah hanya karena harapannya yang tinggi atau tidak, Wendy merasa bahwa Saga pasti telah menghubunginya. Karena itu, Wendy tak akan mengaktifkannya. Wendy ... bahkan sedang tidak berminat mendengar suara Saga.
Kecewa. Wendy lagi-kagi kecewa setelah memiliki harapan yang begitu tinggi. Wendy harusnya sadar, bahwa ia memang bukan siapa-siapa bagi Saga. Hingga saat hal seperti ini terjadi, Wendy tak perlu terlalu kecewa pada lelaki yang bahkan bukan miliknya.
Begitu miris dan bodoh. Wendy bahkan tidak tahu bahwa cinta bisa sesakit ini. Sekali lagi, Wendy bisa mengendalikan diri jika sakit itu hanya sebatas diabaikan oleh Saga. Namun,jika telah menyangkut gadis lain ... rasanya Wendy tak bisa baik-baik saja.
Wendy sedang menunggu kedatangan sahabat-sahabatnya yang katanya akan datang sebentar lagi. Selain Yuri dan Shella yang memang ikut klub musik, Yola dan Airin memutuskan untuk datang juga. Menghibur sahabatnya yang memang telah tahu tentang apa yang terjadi semalam. Tidak perlu heran, semalam, Natan juga absen ikut balapan hingga membuat anak-anak Avigator bertanya-tanya. Alhasil, mereka terus saja memaksa Natan untuk bicara hingga akhirnya mereka semua tahu.
"Wendy!"
Wendy mendongak, tersenyum tipis begitu melihat keempat sahabatnya telah datang. Mereka mendekati Wendy yang saat ini sedang bersandar di sebuah tiang parkiran.
"Hai. Udah pada dateng. Gue udah lama tahu nunggunya." Wendy terkekeh pelan. Berdiri tegak, menyambut para sahabatnya dengan senyum lebar. Seolah tak ada beban.
"Stop! Jangan senyum!" Sahut Airin keras.
"Kenapa?"
"Gue tahu elo gak baik-baik aja, Wen. Plis ... jangan tunjukin senyum itu. Gue .. gue jadi pengen habisin si Saga." Airin menghela nafas. Memeluk Wendy erat dari samping.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sugar Boy
Fiksi Remaja[On-Going | 15+] Genre : Young Adult, Teenfiction, Romance, Comedy, Psikologi. Tentang seorang gadis tangguh yang berusaha bertahan hidup di tengah-tengah perjuangannya mendapatkan cinta dari seorang laki-laki yang memiliki senyum semanis gula yang...